Penulis : Mengenal Budaya Sunda: Pantun Sunda
judul artikel : Mengenal Budaya Sunda: Pantun Sunda
Mengenal Budaya Sunda: Pantun Sunda
Mengenal
Budaya Sunda: Pantun Sunda
Penulis:
Paula
Kebudayaan
Sunda merupakan salah satu kebudayaan bangsa Indonesia yang sudah cukup tua. Bahkan,
kebudayaan Sunda bisa dibilang lebih tua daripada kebudayaan Jawa. Kebudayaan
Sunda bisa terlihat lebih tua jika dilihat dari kebudayaan tulis menulis yang
berkembang dalam kebudayaan tersebut.
Sunda
telah mempunyai tulisan yang berbeda dengan suku – suku lain di Indonesia,
walaupun ada juga kebudayaan Sunda yang diambil dari epos – epos India dan
budaya Jawa dalam bentuk tulisan. Pantun Sunda merupakan salah satu kebudayaan
Sunda yang masih bertahan sampai saat ini.
Pantun
Sunda berbeda dengan pantun – pantun Melayu. Pantun Melayu berupa syair yang
terdiri dari dua bagian yaitu sampiran dan isi. Sementara itu jenis syair yang
demikian di dalam khasanah masyarakat Sunda disebut dengan sisindiran. Pantun
Sunda merupakan suatu seni pertunjukkan yang berupa cerita tutur. Cerita
tersebut dipentaskan menggunakan sastra Sunda lama yang berupa dialog atau
paparan. Bahkan cerita tersebut juga bisa dinyanyikan. Orang yang bertugas
membawakan pertunjukkan pantun Sunda adalah juru pantun. Dalam membawakan pantun,
juru pantun diiringi dengan alunan kecapi yang dimainkan oleh juru pantun itu
sendiri.
Awalnya,
kecapi yang digunakan untuk mengiringi pertunjukkan seni pantun Sunda sangat
sederhana yaitu kecapi kecil dengan tujuh dawai seperti yang digunakan oleh
suku Baduy. Seiring dengan semakin berkembangnya seni tembang Cianjuran, maka
kecapi yang digunakan untuk pertunjukkan pantun diganti dengan kecapi gelung.
Selain itu, kadang kecapi yang digunakan adalah kecapi siter. Laras yang
digunakan adalah laras pelog. Namun banyak juga yang menggunakan laras slendro.
Pantun
Sunda merupakan seni pertunjukkan yang sudah ada sejak jaman Langgalarang,
Siliwangi, dan Banyakcatra. Cerita – cerita dalam pertunjukkan pantun juga
banyak diangkat dari tokoh – tokoh tersebut. Dalam naskah kuno Pantun Bogor,
ada pula pantun yang dituturkan oleh Ki Buyut Rambeng.
Dalam
perkembangannya, cerita – cerita pantun Sunda pun semakin bertambah seperti
Lutung Kasarung, Ciung Wanara, Mundinglaya di Kusuhmah, Aira Munding Jamparing,
Dendeng Pati Jayapeang, Sumur Bandung, Gajah Lumantung, Ratu Bungsu Kamajaya,
dll.
Sampai
saat ini, seni pantun Sunda masih hidup, terutama di daerah Kanekes, Banten
karena pantun adalah bagian dari ritual mereka. Cerita – cerita yang disajikan
secara ritual yang dianggap suci misalnya Lutung Kasarung, Langgasari Ngora,
dan Langgasari Kolot.
Demikianlah Artikel Mengenal Budaya Sunda: Pantun Sunda
the life of the muslim world Mengenal Budaya Sunda: Pantun Sunda, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.
0 Response to "Mengenal Budaya Sunda: Pantun Sunda"
Post a Comment