Paradigma Kajian Ilmu Sastra

Paradigma Kajian Ilmu Sastra - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul Paradigma Kajian Ilmu Sastra, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : Paradigma Kajian Ilmu Sastra
judul artikel : Paradigma Kajian Ilmu Sastra

lihat juga


Paradigma Kajian Ilmu Sastra

Paradigma Kajian Ilmu Sastra
Dari awal pertumbuhannya hingga saat ini, kajian ilmu sastra memperlihatkan pola – pola pemikiran yang bermacam – macam. Kajian sastra menurut Abrams terdiri dari empat paradigma yaitu pendekatan pragmatik, objektif, mimetik, dan ekspresif.
Pendekatan obyektif merupakan pendekatan dalam kajian sastra dengan menjauhkan hal – hal yang berbau subjektif dan lebih menekankan sastra pada teks sastra tersebut. Pendekatan obyektif ini dipengaruhi oleh filsafat positivisme dimana filsafat ini lebih menekankan netralitas dan objektivitas keilmuan. Karena pengaruh dari positivisme tersebut, pendekatan ini dianggap telah memenuhi persyaratan keilmuan karena telah berhasil mengembangkan metode dan sistem keilmuan agar memahami teks sastra. Kelemahan pendekatan ini adalah bersifat a historis.
Pendekatan Ekspresif dalam kajian sastra memiliki anggapan bahwa karya sastra yang pertama dan utama adalah ekspresi atau pernyataan batin. Pendekatan ini merupakan pendakatan yang sudah tua dalam sejarah sastra dan juga menjadi pendekatan yang paling mapan menurut  Wellek dan Warren. Pendekatan ini bisa dikatakan sebagai studi sistematis tentang proses kreatif dan psikologi pengarang. Teori ini juga menekankan data historik dan biografik dari si pengarang karena dipandang bisa membantu memberi penjelasan tentang penciptaan karya sastra dan maknannya.
Pendekatan Mimetik  beranggapan bahwa ilmu sastra merupakan ekspresi sekaligus bagian dari masyarakat. Dengan demikian, pendekatan ini memiliki keterkaitan yang resiprokal dengan nilai dan resiprokal dengan jaringan sistem di dalam masyarakat. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling tua karena sudah dikembangan sejak sebelum masehi. Namun, sampai saat ini masih tetap menjadi bidang ilmu yang cukup muda dan berhubungan dengan kemapanan dan kemantapan teori ini untuk mengembangkan alat analisis sastra.
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan kajian sastra yang lebih menekankan aspek pembaca. Awalnya pendekatan ini dikembangkan oleh Mazhab Konstanz pada tahun 60an di Jerman. Pendekatan ini menggeserkan fokus dari struktur teks menujupenikmatan dalam membaca. Setelah itu, Mazhab Konstanz juga meneruskan penelitian fenomenologi, strukturalisme Praha, dan hermeneutika.
Saat ini muncul paradigma baru dalam penelitian ilmu sastra yang tidak dapat masuk ke dalam paradigma Abrams yaitu pendekatan New Historicism. Pendekatan ini merupakan salah satu bidang Cultural Studies.


Demikianlah Artikel Paradigma Kajian Ilmu Sastra

the life of the muslim world Paradigma Kajian Ilmu Sastra, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel Paradigma Kajian Ilmu Sastra dan artikel ini url permalinknya adalah http://jumro.blogspot.com/2013/03/paradigma-kajian-ilmu-sastra.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Paradigma Kajian Ilmu Sastra"