Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala

Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala , saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala
judul artikel : Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala

lihat juga


Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala

Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala
Penulis: Paula
Ruwatan adalah salah satu ritual tradisional di Jawa yang dilakukan agar orang dapat terbebas dari berbagai macam kesialan hidup dan nantinya dapat hidup sejahtera dan bahagia. Ritual ruwatan yang paling terkenal sejak zaman kuno adalah Ruwatan Murwakala. Dalam ritual ruwatan ini diadakan pagelaran wayang kulit yang menceritakan Murwakala dimana orang – orang yang masuk kategori sukerto diruwat agar dapat terbebas dari berbagai ancaman dari Betara Kala atau raksasa besar yang manakutkan dan kejam yang suka memangsa sukerto.
Sebelum upacara ruwat dilaksanakan, ada beberapa hal yang sudah harus dipersiapkan di tempat upacara yaitu para sukerto yang mengenakan pakaian serba putih. Warna putih dari pakaian tersebut melambangkan kesucian. Selain para sukerto juga ada orang tua para sukerto yang mengenakan pakaian adat, seorang dalang sepuh untuk melakukan upacara ruwatan yang lengkap dengan seperangkat panggung dengan gamelan, wayang kulit, parap penabuh dan para sinden. Selain itu pihak penyelenggara ruwatan juga harus menyiapkan sesaji yang dibutuhkan.
Dalam upacara adat tersebut, para sukerto diantar oleh orang tuanya dan diterima oleh dalang yang akan melakukan ruwatan. Salah satu orang tua sukerto atau orang khusus yang ditunjuk menyerahkan para sukerto pada dalang untuk diruwat. Prosesi serah terima berjalan khusuk dan juga diiringi dengan aroma dupa ratus yang dibakar sehingga suasananya terasa sakral. Kemudian para sukerto duduk dibelakang kelir wayang. Selama pagelaran sukerto bersikap santun, memperhatikan cerita, dan mendengarkan nasihat, kidung dan doa – doa yang diucapkan oleh Dalang. Sementara itu orang tua sukerto duduk dekat dengan putra – putrinya.
Secara garis besar ada tiga macam kelompok sukerto yaitu sukerto karena kelahiran, sukerto karena berbuat kesalahan, dan sukerto karena dalam hidupnya mengalami banyak musibah. Sukerto karena kelahiran adalah anak tunggal, anak kembar, anak yang lahir saat tengah hari, lahir saat matahari terbenam, dll. Sukerto karena berbuat salah bisa karena disengaja ataupun tidak sengaja melakukan kesalahan misalnya memecahkan gandhik atau menjatuhkan dandang saat memasak nasi. Kategori ketiga yaitu sukerto yang dalam hidupnya banyak mengalami musibah, orang – orang tersebut biasanya sering mengalami kesialan, penyakit, dan sering terancam bahaya.


Demikianlah Artikel Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala

the life of the muslim world Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala , mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2013/03/tradisi-ruwatan-memohon-keselamatan.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Tradisi Ruwatan, Memohon Keselamatan Agar Terhindar Dari Batara Kala "