Penulis : Pendekatan Struktural Dalam Kajian Sasta
judul artikel : Pendekatan Struktural Dalam Kajian Sasta
Pendekatan Struktural Dalam Kajian Sasta
Pendekatan Struktural Dalam
Kajian Sasta
Pendekatan merupakan asumsi yang bersifat
aksiomatis mengenai hakikat dan sifat sebuah obyek. Bertolak dari pengertian
pendekatan tersebut, dalam sejarah perkembangan karya sastra, terdapat beberapa
pendekatan dalam kajian sastra yang dapat digunakan untuk mengapresiasi sastra.
Pendekatan – pendekatan tersebut ditentukan oleh tujuan, kelengkapan apreasi, dan
teori yang digunakan untuk kegiatan apresiasi tersebut.
Pendekatan apresiasi yang dimaksud ini berbeda
dari teori dalam kegiatan apresiasi. Berdasarian teori dalam apresiasi,
terdapat dua asumsi dasar tentang karya sastra yaitu karya sastra sebagai obyek
pemahaman dan karya sastra adalah apreasis. Pandangan tersebut menurut Abrams
sebenarnya adalah pemahaman yang berasumsi bahwa sastra adalah obyek yang
otonom atau obyek yang bisa mengatur dirinya sendiri dan pandangan kedua adalah
pemahaman yang berasumsi bahwa sastra adalah obyek yang terita pada pembaca,
realitas, dan penulis.
Pandangan yang pertama menganggap bahwa agar dapat
memahami sebuah sastra tidak memerlukan bantuan dari ilmu – ilmu yang lain
karena sastra dapat mengatur diri sendiri. Pandangan ini telah menghasilkan
pendekatan obyektif dalam ilmu sastra yang dikenal dengan pendekatan
struktural. Sementara itu, padangan yang kedua menganggap bahwa karya sastra
adalah obyek yang terikat pada pembaca, penulis, dan realitas. Dari pandangan
ini dihasilkan pendekatan pragmatis, mimesis, dan ekspresif.
Dalam memahami karya sastra, pendekatan struktural
bertumpu pada pandangan pertama diatas yaitu beriorientasi bahwa karya sastra
merupakan obyek otonom sehhingga karya sastra sebagai obyek otonom juga menjadi
ciri utama pendekatan struktural. Menurut
Abrams, para pakar dalam ilmu sastra yang menganut paham pendekatan struktural
memandang bahwa sastra adalah satu kelas dengan bahasa khusus dan berasumsi
bahwa ada oposisi yang fundamental antara bahasa sehari – hari dengan bahasa
sastra.
Ciri khas bahasa sastra nampak pada kecenderungan
untuk memfokuskan pada pembaca pada unsur formal. Menurut Mukarovsky, hal ini
disebut foregrounding atau cara untuk membuat sesuatu hal menjadi lebih dominan
atau menonjol dibandingkan dengan lainnya dalam persepsi membaca. Foregrounding
dapat terlihat dalam teknik de familiarisasi.
Teori dari kaum formalis menunjukkan kesepihakan
dalam 2 hal penting yaitu membatasi pengataman hanya pada unsur – unsur formal
dan memusatkan perhatian hanya pada satu peralatan saja.
Demikianlah Artikel Pendekatan Struktural Dalam Kajian Sasta
the life of the muslim world Pendekatan Struktural Dalam Kajian Sasta, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.
0 Response to "Pendekatan Struktural Dalam Kajian Sasta"
Post a Comment