Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan

Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan
judul artikel : Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan

lihat juga


Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan

Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan
Penulis: Paula
Saat seorang wanita hamil yang pertama kali, dalam budaya Jawa pada bulan ketujuh saat kehamilan diadakan ritual tradisional Mitoni. Mitoni diambil dari kata pitu yang berarti tujuh. Ritual ini diadakan untuk mohon berkah dari Tuhan agar calon orang tua dan anak yang ada di dalam kandungan diberi keselamatan yaitu bayi dapat lahir dengan sehat dan selamat, dan ibunya juga dapat melahirkan dengan lancar dan selamat.
Dalam ritual mitoni terdapat tiga prosesi penting yaitu prosesi siraman, pendandanan calon ibu, dan ritual angreman.
Pelaksanaan siraman biasanya dilakukan di kamar mandi atau tempat khusus yang sengaja dibuat untuk siraman bisa di samping rumah atau di halaman belakang. Siraman berasal dari kata siram yang berarti mandi. Mitoni adalah pemandingan yang dilakukan untuk menyucikan lahir batin ibu dan bayi yang ada dalam kandungan.
Di tempat siraman ada tempat air yang diisi air yang diambil dari 7 sumber air dan dicampur dengan bunga sritaman. Bunga sritaman terdiri dari bunga melati, mawar, kenanga, dan kantil. Pelaksanaan siraman biasanya diiringi dengan alunan gamelan. Di depan tempat siraman, duduk calon kakek, nene, dan ibu – ibu yang nanti akan ikut memandikan. Semuanya mengenakan pakaian tradisional Jawa. Prosesi ini disaksikan oleh para tamu undangan yang hadir untuk melihat dan memberikan restu bagi calon ibu.
Calon ibu didudukkan di atas kursi yang dialasi tikar tua. Maksudnya adalah orang wajib bekerja sesuai dengan kemampuannya. Selain itu ada juga dedaunan seperti alang – alang, oro – oro, opok – opok, awar – awar, dan dadap srep yang melambangakan keselamatan serta daun kluwih yang melambangkan kemakmuran.
Calon kakek adalah orang pertama yang memandikan, kemudian calon nenek, dan beberapa ibu yang telah memiliki cucu. Jumlah orang yang akan memandikan adalah tujuh orang karena sesuai dari lambang positif dari tujuh yang dalam bahasa Jawanya pitu yang nantinya diharapkan memberikan pitulungan atau pertolongan. Setelah calon ibu selesai dimandikan, calon ibu diguur dengan air suci, dan kemudian dikucuri air suci dari kendi hingga airnya habis. Setelah kendi kosong, kendi kemudian dibanting ke tanah dan dilihat bagaimana pecahnya. Jika paruh kendi tidak pecah berarti anaknya kemungkinan adalah laki – laki namun jika paruhnya pecah berarti perempuan.


Demikianlah Artikel Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan

the life of the muslim world Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2013/03/mitoni-ritual-kehamilan-tujuh-bulan.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Mitoni, Ritual Kehamilan Tujuh Bulan"