ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID

ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID
judul artikel : ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID

lihat juga


ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID

ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID
Sering kita lihat orang masuk dan keluar dari masjid, terkadang mereka tidur-tiduran, membicarakan keburukan orang atau ghibah, ngomong dengan keras, bercanda, dan lainnya berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan etika seorang muslim.
Sebagai orang muslim, kita harus tahu bagaimana ber-etika/bersikap ketika berada di masjid. Kita semua pasti sudah tahu kalau masjid adalah rumah Allah SWT yang harus dihormati dan dimuliakan, karena masjid adalah tempat untuk berinteraksi antara seorang hamba dengan sang Khaliq.
Melihat fenomena yang terjadi, saya terketuk hati untuk menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim ketika berada di masjid. Adapun etika seorang muslim ketika di masjid adalah :
1. Berada di masjid dalam keadaan suci dari hadats kecil dan besar, seperti buang angin, junub, haidh dan nifas, kecuali jika sekedar lewat (lihat surat An Nisaa’: 43).
2. Memakai wewangian (bagi laki-laki) dan memakai baju yang bagus yang menutup aurat. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman dalam Q.S.Al- A’raaf: 31:
“Wahai anak Adam! Pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid.”
3. Tidak memakan makanan yang membuat mulut berbau tidak sedap, seperti bawang, jengkol, pete, dsb. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَكَلَ ثُومًا أَوْ بَصَلًا فَلْيَعْتَزِلْنَا أَوْ لِيَعْتَزِلْ مَسْجِدَنَا وَلْيَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ
“Barang siapa yang memakan bawang putih atau bawang merah, maka hendaklah dia memisahkan diri dari kami atau memisahkan diri dari masjid kami dan duduk di rumahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Sering-sering pergi ke masjid dan beribadah di dalamnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى مَا يَمْحُو اللَّهُ بِهِ الْخَطَايَا وَيَرْفَعُ بِهِ الدَّرَجَاتِ قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِسْبَاغُ الْوُضُوءِ عَلَى الْمَكَارِهِ وَكَثْرَةُ الْخُطَا إِلَى الْمَسَاجِدِ وَانْتِظَارُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ فَذَلِكُمْ الرِّبَاطُ
"Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan dan mengangkat derajat?" Mereka menjawab, "Tentu, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Menyempurnakan wudhu pada saat tidak disukai (seperti keadaan yang sangat dingin), banyak melangkahkan kaki ke masjid, dan menunggu shalat berikutnya setelah shalat. Itulah ribath." (HR. Muslim)
5. Berdoa ketika menuju masjid, yaitu dengan doa berikut:
اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا وَفِي لِسَانِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا وَمِنْ تَحْتِي نُورًا اللَّهُمَّ أَعْطِنِي نُورًا
“Ya Allah, berilah cahaya dalam hatiku, cahaya di lisanku, berilah cahaya dalam pendengaranku, berilah cahaya dalam penglihatanku, berilah aku cahaya dari belakangku, dari arah depanku, dan berikanlah cahaya dari atasku, dan arah bawahku. Ya Allah, berilah aku cahaya." (HR. Muslim)
6. Berangkat ke masjid dengan tenang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا سَمِعْتُمْ الْإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلَاةِ وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلَا تُسْرِعُوا فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا
"Jika kalian mendengar iqamat dikumandangkan, maka berjalanlah menuju shalat dan hendaklah kalian berjalan dengan tenang berwibawa dan jangan tergesa-gesa. Apa yang kalian dapatkan dari shalat maka ikutilah, dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah." (HR. Bukhari dan Muslim)
7. Masuk dengan kaki kanan sambil berdoa. Doa masuk masjid adalah:
أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، [بِسْمِ اللهِ، وَالصَّلاَةُ][وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ] اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ.
“Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, dengan wajah-Nya Yang Mulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari setan yang terkutuk .Dengan nama Allah dan semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Rasulullah Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.”
8. Keluar masjid dengan kaki kiri sambil berdoa. Doa keluar masjid adalah:
بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ، اَللَّهُمَّ اعْصِمْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
“Dengan nama Allah, semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Rasulullah. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu dari karunia-Mu. Ya Allah, peliharalah aku dari godaan setan yang terkutuk”. (Lihat takhrij sebelumnya, adapun tambahan: Allaahumma’shimni minasy syai-thaanir rajim, adalah riwayat Ibnu Majah. Lihat Shahih Ibnu Majah 129.)
9. Shalat tahiyyatul masjid sebelum duduk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ أَحَدُكُمْ الْمَسْجِدَ فَلَا يَجْلِسْ حَتَّى يُصَلِّيَ رَكْعَتَيْنِ
"Jika seorang dari kalian masuk ke dalam masjid, maka janganlah dia duduk sebelum shalat dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
10. Niat i’tikaf di masjid
11. Tidak keluar dari masjid setelah azan dikumandangkan sampai shalat ditunaikan kecuali jika uzur atau terpaksa harus keluar.
عَنْ أَبِي الشَّعْثَاءِ قَالَ كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ أَبِي هُرَيْرَةَ فَأَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ فَقَامَ رَجُلٌ مِنْ الْمَسْجِدِ يَمْشِي فَأَتْبَعَهُ أَبُو هُرَيْرَةَ بَصَرَهُ حَتَّى خَرَجَ مِنْ الْمَسْجِدِ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ أَمَّا هَذَا فَقَدْ عَصَى أَبَا الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari Abu Sya'tsa', ia berkata, "Ketika kami sedang duduk-duduk di masjid bersama Abu Hurairah, dan ketika seorang muazin telah mengumandangkan azan, seseorang berdiri meninggalkan masjid sambil berjalan. Abu Hurairah terus melihatnya hingga laki-laki itu keluar dari masjid. Abu Hurairah lalu berkata, "Orang ini telah durhaka kepada Abul Qasim (Rasulullah) shallallahu 'alaihi wasallam." (HR. Muslim)
12. Mengisi waktu di masjid dengan beribadah, seperti berdzikr, membaca Al Qur’an, berdoa, shalat sunat, dsb. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا هِيَ لِذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَالصَّلَاةِ وَقِرَاءَةِ الْقُرْآنِ
"Sesungguhnya ia hanya untuk berdzikir kepada Allah, shalat, dan membaca al-Qur'an.” (HR. Muslim)
13. Tidak lewat di depan orang yang shalat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لَوْ يَعْلَمُ الْمَارُّ بَيْنَ يَدَيْ الْمُصَلِّي مَاذَا عَلَيْهِ لَكَانَ أَنْ يَقِفَ أَرْبَعِينَ خَيْرًا لَهُ مِنْ أَنْ يَمُرَّ بَيْنَ يَدَيْهِ
“Kalau orang yang lewat di hadapan orang yang sedang shalat mengetahui dosa yang ditanggungnya, niscaya dia berdiri selama empat puluh adalah lebih baik baginya daripada melewati orang yang sedang shalat." (HR. Muslim)


Demikianlah Artikel ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID

the life of the muslim world ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2017/11/ata-krama-berada-di-dalam-masjid.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "ATA KRAMA BERADA DI DALAM MASJID"