Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta

Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta
judul artikel : Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta

lihat juga


Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta

Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta
Penulis: Paula
Grebeg adalah salah satu perayaan ritual yang sangat disenangi oleh masyarakat di Yogyakarta dan Surakarta. Perayaan ritual ini selain sebagai salah satu budaya Jawa yang masih terus dijalankan secara turun temurun hingga saat ini. Keraton Surakarta dan Yogyakarta selalu mengadakan upacara Grebeg  tiga kali setiap tahunnya yaitu Grebeg Mulud, Grebeg Syawal, dan Grebeg Besar. Grebeg Mulud diadakan setiap tanggal 12 Mulud dimana tanggal ini adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Upacara Grebeg Mulud dilakukan untuk memperingati ulang tahun Nabi Muhammad SAW. Sementara itu Grebeg Syawal diadakan setiap tanggal 1 Syawal setelah bulan puasa sedangkan Grebeg Besar diadakan pada tanggal 10 Besar atau pada hari raya Idul Adha.
Pada ritual Grebeg, Sunan Solo dan Sultan Yogyakarta memerintahkan abdi kraton untuk melakukan ritual upacara tradisional berupa membuat sesaji yang berbentuk gunungan. Sesaji tersebut adalah gambaran rasa syukur atas rezeki yang selama ini sudah diterima dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk kemakmuran dan keselamatan kerajaan, negeri, dan rakyat.
Pagi hari saat upacara Grebeg akan diadakan biasanya ribuan orang sudah berada di dpean Pagelaran Alun – Alun Utara dan Mesjid Ageng atau rute yang akan dilewati oleh arak – arakan gunungan. Dari dalam Pagelaran juga terdengar alunan gamelan, tambor, trompet dan kemudian muncul barisan prajurit abdi dalem kraton dengan berbagai seragam warna warni yang membawa senapan dan senjata tradisional kuno. Barisan abdi dalem tersebut berbaris di depan sederet gunungan yang dikirabkan dari Keraton menuju Masjid Ageng yang ada di Kauman.
Di halaman masjid, setelah gunungan tersebut didoakan, gunungan sesaji yang berupa nasi tumpeng, buah – buahan, sayuran, kue – kue, dan hasil bumi lain dibagikan pada warga yang menghadiri upacara ini sehingga tidak heran bila setiap pembagian gunungan pasti semuanya saling berebut untuk mendapatkan sedikit bagian dari gunungan tersebut. Masyarakat setempat percaya bahwa sesaji dalam gunungan tersebut adalah pemberian ratu yang memberikan berkah, ketentraman, dan keberuntugan hidup sehingga tidak jarang banyak warga yang tidak kebagian.


Demikianlah Artikel Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta

the life of the muslim world Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2013/03/budaya-peringatan-grebeg-di-surakarta.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Budaya Peringatan Grebeg di Surakarta dan Yogyakarta"