marak

marak - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul marak, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : marak
judul artikel : marak

lihat juga


marak

Marak

“Misnem! Kita cukupkan sampai disini main kebun-kebunannya,” kata Rusdi.
“mengapa sudahan, Rusdi?”
“kita nangkap ikan, seperti bapa!.
Lihat sungai itu yang kita parak.”
“tidak akan ada ikannya sungai itu, lebih baik sungai yang dekat dengan lumbung,” jawab Misnem.
“baiklah!” supaya teduh lagi! Sekarang kamu ambil ayakannya, aku akan ambil cangkul. Coba ambil batunya Misnem, untuk membendung,” kata Rusdi. “sekarang kamu yang tangkap, ati ati digigit lele. Saya akan tamngkap pakai tangan, barangkali dapat ikan besar, untuk bapa.”
Si Misnem nangkap ikan, dan Rusdi begitu juga.
Lama sekali menagkap ikannya, tapi belum dapat apapun, sebab sungainya kecil dan kering.
Si Misnem memanggil-manggil, “Rusdi! Rusdi! Kesini! Bantu saya, ini ada ikan besar, takut lepas.”
“ayakannya direndam saja, menunggu Rusdi datang.
“biar nanti saya yang angkat, Misnem,” kata Rusdi.
Kedua nak itu bersorak sorai, gembira sekali.
Ketika diangkat, ternyata hanya sendal dan sampah.
“dasar anak bodoh,” kata Rusdi, sendal dikatakan ikan.”
“kita pulang saja, tidak ada ikannya sih.”
Sendalnya kemudian dilempar.
Si Misnem membawa ayakan, si Rusdi memikul cangkul, mendekati ibunya.
“dari mana kalian, kotor-kotoran,” kata ibunya. “ dasar anak jelak, kaya tak ada kerjaan saja, hanya kotor-kotoran dan panas-panasan. Cepat pada mandi, sudah sore.


Kucing Rusdi


“paman sudah lihat kucinh saya?”
“belum” jawab pamannya.
“coba kita panggil;” Misnem kemana si pincang?

“mengapa jang, bagus sekali namanya si pincang?”
“sebab itu kakinya pincang, paman! Dahulu tertimpa kayu bakar. Mana sekarang kucingnya Misnem?”
“itu barangkali yang berisik di atap rumah.”
Cuit, cuit, cit,cit…
“wah sedang menangkap tikus barangkali!”
coba lihat betul kan! Tikusnya oleh sipincang dibawa pada Rusdi.
“nah paman, sipincang bila dapat tikus, suka diperlihatkan padalku! Ia dapat melakukan apa saja: naik, lompat, mengeong dan berenang.”
“wah, mana mungkin kucing dapat berenang!”
“tentu saja bisa, paman! Coba lihat.”
Si pincang disurung merangkak oleh Rusdi, sambil diseret dan ekornya diangkat.
“nah paman, ini namanya berenang!”
“hebat! Tentu saja, jawab pamannya.
Kucing itu marah pada Rusdi dan mencakar wajah Rusdi, kemudian lari ke lumbung. Rusdi sangat marah pada si pincang.
“lihat kucingnya masuk ke lumbung, Di!” jawab pamannya.
“setiap hari juga suka di lumbung saja, tunggu padi, takut dimakan tikus. Jika padi habis, darimana saya makan, tentu tidak akan gemuk,” kata Rusdi.





Celaka Kedua-duanya


Rusdi bicara pada adiknya:” Misnem! Kita gembala kambing yuk, sudah siang!”
Dua anak itu berlarian, berebutan ke kandang domba. Rusdi yang paling dahulu, kemudian membuka pintunya.
Si Jalu diikat kemudian dibawa keluar, tidak langsung digembala oleh Rusdi, tapi    dibawa bermain dulu. Ditunggangi,  disuruh merangkak dan dimain-mainkan.
Misnem menjewer telinganya, menarik ekornya dan dipukuli.
Kambing marah, kemudian berdiri, langsung menyeruduk perutnya Rusdi. Untungnya serudukannya tidak keras. Rusdi Cuma terjatuh dan menangis kesakitan.
Misnem berkata: “Di, jangan menangis! Bukan sifat lelaki; abisnya kamu si kenapa membuat marah si Jalu?”
Kambingnya lari ke gubuk bamboo. Kemudian dikejar.
“Rusdi, sudahlah biarkan saja jangan dikejar, keliatannya kambingnya juga mau ke kebun! Mendingan sekarang kita menumbuk saja, buat makanan ayam,”kata Misnem.
“Wah! Apa kamu bisa menumbuknya, sedangkan halunya saja berat!”
“Masa si ga bisa menumbuk, saya kan seorang wanita; lihat saja!”
Si Misnem kemudian mengambil halu kecil.
Gedug! Gedug! Gedug1 suara Misnem menumbuk.
“Busyet! Ternyata bisa juga kamu menumbuk.”
Misnem bahagia ketika dipuji; memegang halunya sembarangan, sembari tengak-tengok.
Halunya terlepas, jeduk menghantam keningnya. Misnem langsung menangis kesakitan.
Rusdi memanggil-manggil: “tolong! tolong! Tolong! Misnem tidak sadarkan diri, terhantam halu.
Kedua orangtuanya terkaget-kaget, berlarian menghampiri. Misnem tersungkur, keningnya memar.
Oleh orangtuanya digendong kerumah, kemudian diobati dengan beras dan cikur.
“Wah, Misnem, Cuma begitu saja kamu nangis; saya juga tadi diseruduk kambing tidak nangis,”kata Rusdi.
“Emang kapan kamu diseruduk kambing?” kata pamannya.
“Kan tadi, om1 ketika sedang menggembala.”
“Itulah balasan anak yang pada bandel,” kata pamannya.

Pelukis

Setelah shalat Isya ibu bapa Rusdi dan pamannya mengobrol di tengah rumah. Yang diomongin tiada lain yaitu tentang kebandelan R$usdidan Misnem.
Kedua anak itu Cuma ketawa-ketiwi saja. Rusdi menggambar dipintu menggunakan kapur.
Misnem menghitung duit-duitan dari biji asem dibelakang ibunya.
Kira-kira pukul sembilan anak-anak berlarian ke tempat tidur, kemudian pada tidur.
Gambarnya Rusdi yang di pintu, terlihat oleh pamannya.
“Idih-idih! Ga disangka Rusdi bisa juga menggambar! Apa suka menonton wayang? Ko sudah bisa menggambar wayang!”
Bapa Rusdi berkata: Kan kemarin sama kakak sudah diajak ke sebuah pesta, yang didalamnya ada pementasan wayamg.”
“pantes aja, kalo begitu,”kata paman Rusdi. “Perasaan saya, anak ini bakalan jadi anak yang pintar, dari cirinya sudah kelihatan. Cepat disekolahkan saja, kak1”
“Kan, kemarin juga sudah didaftarkan ke sekolah desa, tapi kata Guru, belum cukup umurnya, harus menunggu tahun depan,” kata Pak Rusdi.
Neng, neng, neng, neng, neng, neng, neng, neng, neng, neng, neng!
“Aduh1 Tidak terasa sudah malam; mari kita tidur, biar besok tidak kesiangan barangkat ke sawah.”
Kemudian IbuRusdi membereskan gelas bekas minum kopi. Sesudah itu, kemudian pada tertidur dengan terlelap.
Pada saat itu di rumah sangat sepi, seperti jangkrik yang terinjak saja. Yang terdengar hanya suara tikus, yang berisik berhamburan, mencari makanan. 




Demikianlah Artikel marak

the life of the muslim world marak, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel marak dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2010/09/marak.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "marak"