Penulis : Talqin dan Bai'at
judul artikel : Talqin dan Bai'at
Talqin dan Bai'at
TALQIN DAN BAI'AT
Talqin itu peringatan guru kepada murid, sedang bai’at yang juga dinamakan ahad adalah sanggup dan setia murid di hadapan gurunya untuk mengamalkan dan mengerjakan segala kebajikan yang diperintahkannya.
Banyak hadist yang menerangkan kejadian Nabi mengambil ahad pada waktu membai’atkan sahabat-sahabatnya.
Diriwayatkan oleh Ahmad r.a. dan Tabrani r.a. bahwa Rosululloh SAW, pernah mentalqinkan sahabat-sahabatnya secara berombongan atau perseorangan.
Talqin berombongan pernah diceritakan oleh syaddad bin Aus r.a. :
“ Pada suatu ketika kami berada dekat Nabi SAW, Nabi SAW berkata “
“ Apakah ada diantaramu orang asing ? maka jawab saya : “ Tidak ada ”
Lalu Rosululloh menyuruh menutup pintu dan berkata :
“ Angkat tanganmu dan ucapkan LAA ILAAHA ILLALLOH “.
Seterusnya berliau berkata :
“ Segala puji bagi Alloh wahai Tuhanku, Engkau telah mengutus aku dengan kalimah ini dan Engkau menjadikan dengan ucapannya kurnia syurga kepadaku dan engkau tidak sekali-sekali menyalahi janji “.
Kemudian beliau berkata pula :
“ Belumkah aku memberikan kabar gembira kepadamu bahwa Alloh telah mengampuni bagimu semua ? “
Maka bersabdalah Rasululloh SAW :
“ Tidak ada segolongan manusia pun yang berkumpul dan melakukan dzikrulloh dengan tidak ada niat lain melainkan untuk Tuhan semata-mata, kecuali nanti akan datang suara dari langit. Bangkitlah kamu semua, kamu sudah diampuni dosamu dan sudah ditukar kejahatannya yang lampau dengan kebajikan ”.
Oleh karena itu Tuhan berfirman :
“ Maka bergembiralah kamu dengan bai’atmu, yang telah kamu lakukan itu adalah kejayaan yang agung ( QS.At-Taubah : 111 )”.
Tentang bai’at perseorangan pernah diceritakan oleh Yusup Al Kurani r.a. dan teman-temannya dengan sannad yang syah : “ Bahwa Sayyidina Ali k.w. bertanya kepada Nabi : “ Ya Rosululloh tunjukilah aku jalan yang sependek-pendeknya kepada Alloh dan yang semudah-mudahnya dan paling utama dapat ditempuh oleh hambanya pada sisi Alloh ? “.
Maka bersabdalah Rosululloh :
“ Hendaknya kamu lakukan dzikrulloh yang kekal ( dzikir dawam ) dan ucapan yang paling utama pernah kulakukan dan dilakukan oleh Nabi-nabi sebelum aku yaitu LAA ILAAHA ILLALLOH. Jika di timbang tujuh petala langit dan bumi dalam satu timbangan dan kalimat LAA ILAAHA ILLALLOH dalam satu timbangan lainnya maka akan berat kalimat LAA ILAAHA ILLALLOH dalam daun timbangan yang lain”.
Kemudian ia berkata ; Wahai ‘Ali, tidak akan datang kiamat di atas muka bumi ini masih ada orang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLOH.
Sayyidina ‘Ali berkata :
“Bagaimana carannya aku berdzikir itu ya Rosululloh ?”.
Nabi menjawab :
” Pejamkan kedua matamu dan dengar aku mengucapkan tiga kali, kemudian engkau mengucapkan tiga kali pula sedangkan aku mendengarkan. Maka berkatalah Rosululloh LAA ILAAHA ILLALLOH tiga kali, sedangkan kedua matanya dipejamkan dan suaranya dikeraskan, serta ‘Ali mendengarkannya. Kemudian Ali mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLOH tiga kali dan Nabi mendengarkannya”.
Demikian cara talqin dzikir yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib k.w. yang kemudian diterangkan bahwa talqin dzikir hati yang bersifat bathiniyah dilakukan dengan isbat tidak dengan nafi, yaitu dengan lafadz isim zat seperti yang difirmankan oleh Alloh dalam Al Quran :
Katakanlah “Alloh “ kemudian tinggalkan sifat mereka bermain-main didalam kesesatan ( QS.Al-An’aam ; 91 ).
Nabi memperingatkan Sayyidina Ali k.w. :
“ Wahai Ali pejamkan kedua matamu katupkan bibirmu dan lipatkan lidahmu lalu sebutkan ; Alloh, Alloh “.
Inilah cara yang pernah dipelajari dan diambil oleh Sayyidina Abu Bakar r.a. secara rahasia ( mengisi perasaan ) daripada Nabi dan inilah dzikir yang boleh terhujam teguh sampai kedalam hati.
Karena inilah Nabi memuji Sayyidina Abu Bakar r.a bukan karena banyak puasa dan sholat, tetapi karena sesuatu yang terhujam dalam hatinya.
0 Response to "Talqin dan Bai'at"
Post a Comment