Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME

Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME
judul artikel : Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME

lihat juga


Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME

Nama : Pipit Puspitasari
NPM   : H1B94079
Judul   : Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME
Tahun lulus : 2000

Abstrak

            Skripsa ini berjudul teknik cerita dalam novelet Katineung karya Holisoh ME penelitian teknik  cerita dalam novelet katineung diggunakan metode deskriptir dengan pendekatan structural, teknik cerita yaitu cara metode cerita dan sudut pandang menggunakan unsur – unsur pembangannan naratir meliputi pengaluran, penokohan dan pelataran.
            Teknik cerita novelet katineung secara menyeluruh menggunakan metode pelukisan secara tidak langsung atau dramatik sebagai metode bercerita dalam narasinya. Novelet Katineung menampilkan dialog antara tokoh utama dengan tokoh yang lain yang tidak ada dalam cerita, seolah – olah tokoh utama berbicara dengan pembaca dan dialog meliputi tokoh utama dengan Tuhan. dari awal hingga akhir cerita dialog tidak pernah berhenti dilakukan oleh tokoh utama. Hal ini menyebabkan cerita menjadi hidup dan menarik dan berkesan ekspresip. Penggunan penyudut pandangan akuan dalam sepanjang cerita menyoroti petistiwa – peristiwa yang di alami tokoh utama, karakter, sikap, suasana hati dan tempat tinggal tokoh utama. Penggunaan sudut pandang, aku dalam novelet ini menyebabkan terfokusnya cerita pada aku sebagai tokoh utama, dengan sudut pandang aku secara lebih mendalam dan terjadinya dialog antara aku dengan tokoh utama, pembaca mempermudah  untuk memahami cerita hubungan pembaca dengan aku sebagai tokoh utama seolah – olah sangat dekat.
Batasan masalah
            Penelitian ini dibatasi pada penelitian teknik cerita yang mencakup dua pengertian yaitu metode bercerita dan sudut pandang dalam menyajikan unsur – unsur struktur.



Maksud Dan Tujuan Penelitian

Tujuan Khusus
-         mendeskripsikan teknik cerita yang terdiri atas dasar metode bercerita dan sudut pandang berdasarkan unsur – unsur yang membangun karya sastra yaitu alur, tokoh dan penokohan serta latar.
-         Ingin mendeskripsikan keterkaitan antara teknik  cerita dengan alur, tokoh dan penokohan serta latar yang terdapat dalam novelet katineung.

Metodologi

Metode penelitian
            Pada penelitian ini dipergunakan metode penelitian  deskriptif, metode penelitian deskriptif  adalah suatu metode dalam meneliti suatu objek untuk berusaha mencari khas sebuah objek penelitian.
            Data yang berasal dari objek penelitian dideskripsikan sejelas muingkin kemudian di tafsirkan atau di uji berdasarkan teori yang  dimenggunakan pemilihan dan pemilahan  data dari objek penelitian berdasarkan pada langkah – langkah umum sebagai berikut.
1.       studi pustaka sebagai proses pembacaan interpretasi dan pemahaman terhadap objek penelitian serta masalah yang hendak dipililh dalam penelitian.
2.       pengumpulan data  dari objek penelitian yang menunjang penelitian dikumpulkan untuk diuji berdasar teori yang digunakan.
3.       interpretasi dan pemahan data
4.       pengklasifikasikan dan pemilahan data.
5.       analisis.
6.       kesimpulan.
Metode Kajian
Metode kajian atau analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah structural, pendekatan ini mengasumsikan bahwa sebuah karya adalah totalitas yang dibangun secara kohesip oleh berbagai unsur pembangunnya, disatu pihak struktur karya dapat diartikan sebagai susunan, penegasan, dan gambaran semua bahan dan bagian yang menjadi komponennya yang secara bersama membentuk kebulatan indah ( Abrams dalam Nurgiyantoro, 1996;36)  dipihak lain struktur karya sastra juga menunjuk kepada hubungan                                                                                                                                                                    antara unsur ( intrintrik ) yang bersipat timbal balik saling menentukan, saling mempengaruhi, yang secara bersama membentuk satu kesatuan yang utuh (Nurgiyantoro, 1996 ; 36 )

Landasan teori

            Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori structural, teori ini menekankan pada kajian hubungan  antar unsur pembangan karya sastra kajian struktural bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan ketreraikatan antar berbagai unsur karya sastra yang secara bersamaan menghasilkan kemenyeluruhan (Nurgiuyantoiro 1996 37)
            Karya sastra sebagai sebuah struktur dijelasakan melalui analisis aspek intrintik yaitu analisis mengenai unsur unsur yang secara keseluruhan memebangun struktur karya sastra (Metode sukada 1993 ; 47) teknik cerita yang terdiri atas metode cerita dan sudu pandang merupakan salah satu tata susunan dan unsur – unsur pembangunan karya.
Sumber Data
            Novelet Katineung karya Holisoh ME dicetak oleh depeje  Jakarta 1996, diterbitkan oleh PT giri mukti pusaka , Jakarta .
Kesimpulan
            Novelet Katineung karya Holisoh ME secara menyeluruh menggunakan metode pelukisan secara tidak langsung atau metode dramatik sebagai metode cerita dan sudut pandang persona pertama, gaya akuan dalam seluruh cerita ‘aku’ adalah pencerita sekaligus tokoph utama yang terlibat dalam cerita, dengan sudut pandang  akuan, pengarang leluasa menampilkan cerita dengan focus tokoh utama cerita tersebut mudah dipahami.
            Berdasarkan kajian terhadap teknik pengaluran, secara keseluruhan Novelet Katineung cenderung menggunakan progresip atau maju, walaupun berusaha dimunculkan peristiwa “lalu” dan dikaitkan dengan peristiwa kini, namun hal itu tidak menyebabkan berubahnya alur cerita menjadi flash back karena kemunculan peristiwa ‘ lalu’ tersebut tidak terlalu mendasar dan hanya berupa kenangan saja. Dari awal hingga akhir cerita pada hakekatnya bercerita tentang tokoh utama secra linear dan tidak terputus, penyajian alur dalam Novelet ini menggunakan sudut pandang orang utama yang mengerti peristiwa yang dialami oleh tokoh utama dan metode dramatik antara tokoh dengan tokoh lain, baik yang terdapat dalam cerita maupun tidak,
            Sedangkan dari kajian teknik penokohan, pengarang dalam ,menampilkan tokoh menggunakan metode pelukisan secara tidak langsung atau disebut juga metode dramatik, sebab di dalam cerita tersebut terdapat banyak dialog atau percakapan yang dilakukan tokoh utama dalam pengungkapan pikiran dan perasaannya hal tersebut dapat dikatakan sebagai monolog batin, pada dasarnya monolog tersebut adalah dialog atau cakapan yang dilakukan oleh tokoh utama dengan yang lain, tokoh utama seolah olah berbicara dengan orang lain yang tidak ada dalam cerita. Dalam hal ini seolah-olah pembaca yang diajak bicara, atas tokoh utama yang dilakukan dialog sepihak dengan Tuhan tokoh utama menyebut nama ,Tuhan yang ditandai dengan kata Duh…Gusti.
            Novelet Katineung menghadirkan tiga latar yaitu latar tempat, waktu, dan suasana. Ketiga latar tersebut tidak dapat bersamaan hadir secara lengkap hanya latar yang memiliki hubungan dengan tokoh utama. Latar yang cenderung hadir adalah latar tempat dan suasana, dan yang paling penting adalah latar suasana yang dialami tokoh utama dalam cerita, tokoh cerita atau aku menyoroti tempat tinggal dan suasana hati tokoh utama, dengan metode dramatik antara tokoh utama, dengan tokoh lain yang tidak hadir dalam cerita dan tokoh lain yang terdapat dalam cerita.
            Penggunanan sudut pandang persona pertama terhadap peristiwa yang dialami oleh tokoh utama, sikap dan karakter tokoh utama dan suasana hati serta keadaan tempat tinggal tokoh utama, menyebabkan cerita tersebut mudah dipahami dan cerita tersebut mudah diikuti serta memperjelas gambaran tokoh utama, baik dari segi pisik maupun psikis yang mengarah pada struktur tokoh utama . secara keseluruhan selain itu dapat diketahui pula gambaran tentang kondisi tokoh utama. Latar belakang latar keluarga tokoh utama secara dekat, sedangkan penggunaan metode  dramatik antara tokoh utama dengan tokoh yang lain dan dialog antara tokoh utama dengan  tokloh lain (Dini, Elin, Emak, Teteh, Nyoman, Ajat, dan teman – teman diasrama) yang hadir dalam cerita Novelet tersebut ekspresip segar serta menarik serta jauh dari membosankan pengarang membiarkan pembaca hanyut dalam cerita seakan menjadi bagian dari ceerita dan memiliki hubungan yang sangat dekat, dari awal hingga akhir ceerita dialolg terus menerus dilakukan oleh tokoh utama, hal inilah yang menjadi keunggulan Novelet tersebut.

Daftar isi

Katas pengantar ……………………………………………………………………i
Abstrak……………………………………………………………………………iii
Daftarv isi…………………………………………………………………………iv
Bab 1 pendahuluan…………………………………………………………………1
1.1  latar belakang masalah…………………………………………………………1
1.2  batasan masalah………………………………………………………………..2
1.3   metode dan tujuan penelitian………………………………………………….2
1.4  metodologi……………………………………………………………………..3
1.4.1        metode penelitian…………………………………………………………..3
1.4.2        metode kajian………………………………………………………………4
1.5  landasan teori…………………………………………………………………..4
1.6  sumber data…………………………………………………………………….5
bab II kajian teori…………………………………………………………………..6
2.1 teknik cerita……………………………………………………………………6
2.2 pemplotan (pengaluran)………………………………………………………..8
2.3 penokohan…………………………………………………………………….10
2.4 pelataran………………………………………………………………………10
bab III metodologi………………………………………………………………...13
3.1 teknik penelitian…………………………………………………………….…13
3.2 analisis data …………………………………………………………………..14
bab IV teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh M.E………………16
4.1 faraprase……………………………………………………………………...16
4.2 gambaran menyeluruh tentang metode cerita dan sudut pandang dalam novelet katineung karya holisoh M.E…………………………………………………….18
4.2.1 metode cerita……………………………………………………………….18
4.2.2 sudut pandang………………………………………………………………23
4.3unsur-unsur pembangun naratif……………………………………………….25
4.3.1 alur………………………………………………………………………….25
4.3.2 tokoh penokohan……………………………………………………………27
4.3.2.1 dimensi fisikologi…………………………………………………………27
4.3.2.2 dimensi sosiologis………………………………………………………..26
4.3.2.3 dimensi psikologis……………………………………………………….30
4.3.3 latar…………………………………………………………………………32
4.3.3.1 latar tempat……………………………………………………………….32
4.3.3.2 latar waktu………………………………………………………………..32
4.3.3.3 latar suasana………………………………………………………………34
4.4 teknik  cerita dalam novelet dalam alur………………………………………37
4.4.1 teknik cerita dalam alur……………………………………………………..37
4.4.2 teknik cerita tokoh………………………………………………………….37
4.4.3        teknik cerita dalam latar………………………………………………….63
4.4.4        babV simpulan dan saran…………………………………………………74
5.1 simpulan……………………………………………………………………...74
5.2 saran…………………………………………………………………………..76 
synopsis
daftar pustaka
lampiran
1 biodata pengarang
2. penulis                









Nama : Novi rospika
Npm   : H1B95226
Judul : dukungan diksi flora terhadap struktur mantra

Tahun lulus : 2000


ABSTRAKSI

            Judul penelitian ini adalah dukungan diksi flora terhadap struktur mantra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan pendekatan structural, semiotic, pendekatan structural menggunakan teori yang dikemukakan oleh Teeuw, pendekatan semiotic menggunakan teori menurut Peirce yang dikemukakan oleh Van Zoest, dan untuk keperluan analisis I pakai bentuk analisis puisi menurut Waluyo.
            Diksi-diksi flora yang digunakan dalam objek mantra-mantra yang di teliti yaitu: caringin, salasih, mayang, gadung, sambung, dan kole ; di ambil dari buku sumber data yang berjudul mantra di jawa barat : deskripsi dan persepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dukungan diksi flora terhadap struktur dan struktur batin mantra.
            Hasil analisis menunjukan bahwa diksi flora yang digunakan dalam suatu mantra merupakan unsur yang memiliki makna khusus dalam kehidupan masyarakat sunda yang berkenaan dengan masalah ritual atau sacral. Pengobatan dan masalah budaya  peran diksi flora caringin, salasih dan mayang: yang terdapat dalam asihan iyut caringin salasih, yaitu sebagai diksi yang melatar belakangi terbentuknya struktur fiksi dan struktur batin mantra tersebut. Begitu pula diksi kapuk yang terdapat pada kidung  rahayu, memiliki fungsi yang sama dengan diksi flora yang terdapat pada asihan iyut caringin silasih. Sedangkan diksi gadung, dan pelet cucunduk pucuk sembung: memiliki peran sebagai inti tema yang menjadi fokuss bagi terbentuknya struktur fisik dan struktur batin mantra.

PEMBATASAN MASALAH

Pada penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian seputar mantra yang bersifat verbal nonnaratif yang akan focus pada unsur flora saja, yaitu;
1 pendeskripsian data mantra yang mengandung diksi flora
2. pengungkapan dukungan diksi flora terhadap struktur fisik mantra
3. pengungkapan dukungan diksi flora terhadap struktur batin puisi mantra.

TUJUAN KHUSUS

  1. mendeskripsikan data yang termasuk dalam jenis flora pada mantra
  2. pengungkapan dukungan diksi flora terhadap struktur fisik mantra
  3. mengungkapkan dukungan diksi flora terhadap struktur batin mantra.

METODOLOGI

1.5.1 metode penelitian
            metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskripsi yang digunakan untuk mendeskripsikan data pada objek penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini adalah (1) studi pustaka         (2) pengumpulan data (3) klasifikasi data (4) interpretasi dan analisis data (5) generlisasi.
1.5.2 metode kajian
            metode kajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan structural semiotic.

LANDASAN TEORI

            Teori yang menjadi pijakan dalam penelitian ini yaitu: teori struktur digunakan sebagai langkah untuk mengetahui keterkaitan serta keterjalinan semua unsur dan aspek dari karya sastra (puisi) sehingga pada akhirnya akan menghaasilkan makna menyeliruh (Teeuw,1998:54). Selanjutnya digunakan teori semiotic menurut Pierce dalam hipotesis teori Pierce yang mendasar kata ‘Semiotik’ bersinonim dengan logika harus di pelajari bagaimana orang melakukkan penalaran yaitu di akukan melalui  tanda “tanda” itu memungkinkan kita untuk berfikir, berhubungan dengan orang lain dan memberi makna pada apa uyang ditampilkan oleh semesta (Van Zoest).



SUMBER DATA

            Data penelitian ini bersumber pada buku laporan penelitian berjudul mentra di Jawa Barat : deskripsi dan persepsi, oleh I Kuhyana dan kawan-kawan, pada tahun 1995/1996

SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik pada penelitian ini yaitu:
1.diantara kelima mantra yang menjadi objek penelitian ini terdapat diksi-diksi flora: caringin, salasoih, mayang, gadung, kkapuk, sembung dan kole. Di tinjau dari eksistensinya dalam kehidupan masyarakat sunda, ternyata diksi flora itu mengandumngmakna yang khusus : yang berkaitan dengan unsur pengobatan dengan kegiatan masyarakat yang bersikap sacral/ ritual. Serta berkenaan dengan masalah budaya yang terdapat pada masyarakat Sunda itu sendiri.
2. dukungan diksi flora terhadap struktur mantra yakni meliputi:
  1. dukungan diksi flora terhadap tipografi mantra itu syarat akan keteraturan bunyi pada larik-larik yang membangunnya, yaitu diksi sulasih dan mayang yang terdapat pada AICS, mampu membentuk keteraturan larikdidalamnya sehingga mempunyai suatu sindira ‘pantun’. Diksi-diksi flora lainnya yaitu gadung, sembung, kapuk memberikan kontribusi yang sederhana serta yaitu membentuk keserasian bunyi terbatas pada larik yang ditempatkannya. Diksi flora caringin pada AIVS sama sekali tidak memberikan diksi caringin pada PCPS memiliki peran yang sangat besar pada keteraturan tipografi PCPS.
  2. Dulunya diksi flora terhadap diksi lain dalam mantra secara keseluruhan , yaitu: diksi flora dapat  menjadi diksi inti (sorotan tema ) yang menjadi focus terbentuknya diksi lainnya. Yaitu diksi sambung pada PCPS, diksi gadung pada ALSNWA; diksi flora bisa juga berfungsi sebagai diksi yang menjadi latar belakang terbentuknya diksi lain yaitu diksi salasih, caringin dan wayang pada AICS, juga diksi kapuk pada K R.
  3. Dulunya diksi flora terhadap imaji, yaiti bahwa diksi flora dapat memberikan imaji tertentu yang sifatnya substansial atau mendukung imaji lainnya yang terdapat pada mantra tersebut; diksi salasih, caringin dan wayang pada AICS; kapuk pada K R; sembung dan caringi pada PCPS; diksi kole pada JP, merupakan bentuk imaji inti pada mantra tersebut.
  4. Dukungan diksi flora terhadap kata kongkrit dan majas yakni diksi flora ini sering digunakan dalam mengkongkritkan imaji yang dituliskan didalam mantra tersebut. Pengkongkritan ini diwarnai dalam bentuk gaya bahasa atau majas yaitu majas pesonofikasi, yaitu pada diksi kole yang terdapat pada JP, dalam hal ini kole merupakan kata yang sangat kongkrit dalam mengungkapkan efek makna yang ingin di capai oleh pengguna mantra, begitu dengan diksi flora lainnya, memiliki yang demikian pula.
  5. Dukungan diksi flora terhadap persifikasi, yakni diksi flora menjadi inti dari terbentuknua orkestrasi bunyi yang indah yang terdapat pada mantra, pada diksi salasih dan wayang pada AICS, diksi sembung dan caringin pada PCPS, diksi gadung pada ASLNWA, kole pada JP, sedangkan diksi caringin pada AICS, juga pda K R peranannya tidak menonjol dalam mendukung pada persifikasi pada mantra tersebut.
3. dulunya diksi flora terhadap struktur batin mantra yaitu :
  1. dukungan diksi flora terhadapm tema , yaitu sebagai inti tema, pada diksi gadung ASLNWA juga diksi sembung pada JP; diksi flora dulunya memiliki peranan sebagai diksi yang melatarbelakangi terbentuknya tema mantra.
  2. Dukungan diksi flora terhadap makna mantra, yaitu bahwa diksi flora merupakan focus inti bagi pemaknaan mantra tersebut, yaitu diksi gadung pada ASLNWA dan diksi sembung pada PCPS, merupakan diksi inti yang membangun pemaknaan mantra tersebut secara menyeluruh peran diksi lainnya yaitu sebagai diksi yang menjadi focus karena berperan sebagai diksi yang melatarbelakangi terbentuknya pemaknaan mantra tersebut.

DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………………………………  i
Abstrak ……………………………………………………………………………ii
Daftar isi …………………………………………………………………………iii
Daftar singkatan ………………………………………………………………….ix
Bab 1 pendahukuan
1.1  latar belakang masalah……………………………………………………….. 1
1.2  pembatasan masalah …………………………………………………………..5
1.3  tujuan penelitian ………………………………………………………………5
1.4  metodologi …………………………………………………………………….6
1.4.1        metode penelitian …………………………………………………………6
1.4.2        metode kajian ……………………………………………………………..6
1.5  landasan teori …………………………………………………………………6
1.6  sumber data …………………………………………………………………...7
bab II landasan teori
2.1 mantra sebagai karya sastra puisi ……………………………………………. 8
2.2 analisis structural …………………………………………………………….12
2.3 diksi ………………………………………………………………………….14
2.4 unsur-unsur puisi …………………………………………………………….16
BAB  III metodologi
3.1 metode penelitian…………………………………………………………… 22
3.1.1        studi pustaka …………………………………………………………22
3.1.2        pengumpulan data  …………………………………………………..23
3.1.3         klasifikasi data ………………………………………………………23
3.1.4        interpretasi dan analisis data ………………………………………...24
3.1.5        generalisasai …………………………………………………………24
3.2        metode kajian ………………………………………………………….25
BAB IV ANALISIS
 4.1 analisis asihan iyut caringin salasih ………………………………………...26
4.1.1 teks dan terjemahan ……………………………………………………….26
4.1.2 dukungan diksi flora terhadap struktur fidik mantra ………………………26
4.1.2.1 dukungan diksi flora terhadap tifigrafi mantra …………………………..26
4.1.2.2 dukungan diksi flora  terhadap diksi keseluruhan ……………………….29
4.1.2.4 dukungan diksi flora terhadap kata kongkret dan majas ………………...31
4.1.2.5 dukungan diksi flora terhadap fersipikasi mantra……………………….33
4.1.3 dukungan diksi flora terhadap struktur batin mantra ……………………..36
4.13.1 dukungan diksi flora terhadap tema mantra ……………………………..36
4.13.2 makna diksi flora serta dukungannya terhadap fmakna mantra ………….38
4.1.3.2.1 makna diksi flora ………………………………………………………38
4.1.3.2.2 dukungan diksi flora terhadap  makna mantra ………………………...41
4.2 analisis asihan supaya loba anu welas asih      ………………………………44
4.2.1 teks dan terjemhan …………………………………………………………44
4.2.2 dukungan diksi flora terhadap struktur fisik mantra ………………………45
4.2.2.1 dukungan diksi dflora tehadap tofografi mantra ………………………...45
4.2.2.2 dukungan diksi flora terhadap diksi keseluruhan ……………………….46
4.2.2.3 dukungan diksi flora terhadap imaji  …………………………………….47
4.2.2.4 dukungan diksi flora terhadap kata kongkret dan majas ………………...48
4.2.2.5 dukungan diksi flora terhadap persifikasi mantra ……………………….49
4.2.3 dukungan diksi flora  terhadap batin mantra ………………………………50
4.2.3.1 dukungan diksi flora terhadap tema ……………………………………..50
4.2.3.2 makna diksi flo\ra serta dukungannya terhadap makna mantra mantra …51
4.2.3.2.1 makna diksi flora ………………………………………………………51
4.2..3.2.2 dukungan diksi flora terhadap makna flora …………………………...52
4.3 analisis kidungh rahayu ……………………………………………………...53
4.3.1 teks dan terjemahan ………………………………………………………..55
4.3.2 dukungan diksi flora terhadap struktur fisik mantra ………………………56
4.3.2.1 dukungan diksi flora terhadap tifografi mantra ………………………….56
4.3.2.2 dukungan diksi flora terhadap diksi keseluruhan  ……………………….58
4.3.2.3 dukungan diksi flora terhadap imaji ……………………………………..59
4.3.2.4 dukungan diksi flora terhadap kata kongkrit dan majas …………………60
4.3.2.5 dukungan diksi flora terhadap persifikasi mantra ……………………….62
4.3.3 dukungan diksi flora terhadap struktur batin mantra ……………………...64
4.3.3.1 dukungan diksi flora terhadap tema ……………………………………..64
4.3.3.2 makna diksi flora serta dukungan terhadap makna mantra ……………...65
4.3.3.2.1 makna diksi flora ………………………………………………………56
4.3.3.2.2 dukungan diksi flora terhadap makna mantra …………………………67
4.4 analisis pamikat ……………………………………………………………...71
4.4.1 teks dan terjemahan ………………………………………………………..71
4.4.2 dukungan diksi dfloraz terhadap struktur fisik mantra ……………………72
4.4.2.1 dukungan diksi flora terhadap tipografui mantra ………………………..72
4.4.2.2 dukungan diksi flora terhadap keseluruhan ……………………………..72
4.4.2.3 dukungan diksi flora terhadap imaji ……………………………………..74
4.4.2.4 dukungan diksi flora terhadap kata kongkret dan majas ………………...75
4.4.2.5 dukungan diksi flora terhadap persidfikasi mantra ……………………..77
4.4.3 dukungan diksi flora terhadap struktur batin mantra ……………………..79
4.4.3.1 dukungan diksi flora terhada tema ………………………………………79
4.4.3.2 makna diksi flora serta dukungan terhadap makna mantra ……………..79
4.4.3.2.1makna diksi flora ……………………………………………………….79
4.4.3.2.2 dukungan diksi flora terhadap makna mantra …………………………80
4.5          analisis pellet cucunduk pucuk sembung …………………………………87
4.5.1 teks dan terjemahan ………………………………………………………..87
4.5.2 dukungan diksi flora terfadap struktur mantra ……………………………87
4.5.2.1 dukungan diksi flora terhadap tipografi mantra …………………………87
4.5.2.2 dukungan diksi flora terhadap keseluruhan ……………………………..89
4.5.2.3 dukungan diksi flora terhadap imaji …………………………………….90
4.5.2.4 dukungandiksi flora terhadap kata kongkrit dan majas …………………91
4.5.2.4 dukungan diksi flora terhadap versipikasi mantra ………………………93
4.5.3        dukungan diksi flora terhadap struktur batin mantra ……………………95
4.5.3.1  dukungan diksi flora terhadap tema ……………………………………..95
4.5.3.2  makna diksi flora serta dukungannya terhadap makna mantra ………….96
4.5.3.2.1        makna diksi flora …………………………………………………….96
4.5.3.2.2        dukungan diksi flora terhadap makna ……………………………….98
BAB V simpulan dan saran
5.1 simpulan ……………………………………………………………………102
5.2 saran ………………………………………………………………………..104
SINOPSIS ……………………………………………………………………...106
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….108
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………………. 110



NAMA : Sofarlah Rohimah
JUDUL : Aspek social dalam cerpen kereta pamungkas dan jagat hideung karya Kis W.S.
NPM : HIB89056
TAHUN LULUS : 1996

ABSTRAK
            judul sastra skripsi ini adalah aspek social dalam cerpen kereta pamungkas dan jagat hideung karya Kis W.S kedua cerpen ini datanya diambil dari kumpulan cerpen Mirah Dalima karya Kis W.S. yang diterbitkan tahun 1992.
            Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan memamfatkan anlisis structural yang memusatkan perhatian pada alur, penokohan, latar serta tema dan amanat.
 Dalam bab analisis unsur-unsur diatas dibahas satu persatu terlebih dahulu dari hasil analisis struktur dapat diketahui bahwa cerpen KP dan JH adalah aspek kekuasaan dan budaya lebih dominan yaitu kekuasaan bisa membuat orang lupa diri dan akhirnya menggunakan kekuasaan bisa membuat  orang lupa diri dan akhirnya menggunakan kekuasaan dengan sewenang-wenang untuk mencapai keinginan sendiri tanpa peduli orang lain. Adanya budaya keharusan menyambut tamu pejabat dengan pesta penyambutan sering dijadikan sarana untuk membantu pembangunan.
Dalam cerpen JH aspek moral dan ekonomi lebih dominan karena keadaan ekonomi yang kurang   dan latar belakang pendidkan yang rendah bisa membuat orang nekat melakukan apapun demi hidupnya. Apabila tidak dibarengi dengan  rasa keimanan yang kuat.

BATASAN MASALAH

Kumpulan cepen mirah dalima memuat 45 buah judul cerpen, yang berbeda diantaranya pernah dimuat didalam mangle dan kumpulan cerpen sawidak carita pondok yang menjadi objek penelitian adalah cerpen kereta pamungkas (KP) dan jagat hideung (JH). Dilihat  berdasaarkan strukturnya kemudian dari aspek social yaitu aspek moral, ekonomi, kekuasaan dan budaya.

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. mendeskripsikan keterpautan antar unsur struktur pembentuk cerpen KP dan JH.
2. mengungkapkan aspek-aspek social dalam karya dilihat berdasarkann unsur-unsurnya.

METODOLOGI

            Metode penelitian
            Untuk mempermudah proses analisis dalam skripsi ini penulis menganalisis cerpen kereta pamungkas dan jagat hideung dengan menggunakan metode penelitian deskriptif : yaitu mendeskripseikan data-data dari objek penelitian, kemudian penulis memilah, memilih dan menguji data sesuai dengan kebutuhan yang di tempuh dengan cara:
1.studi pustaka
2. pengumpulan data yang sesuai dengan objek kajian
3. pemahaman data
4. asosiasi dan imnterpretasikan data

METODE KAJIAN
Objek yang manjadi bahan adalah cerpen kereta pamungkas dan jagat hideung yang ada didalam kumpulan cerpen mirah dalima karya Kis W.S langkah pertama adalah menelaah dan memperhatiokan strukturnya kemudian dikaitkan dengan aspek-aspek social. Struktur menganggap bahwa karya sastra sebagai struktur yang bermakna setiap unsurnya memiliki perpautan erat dan saling berhubungan satu sama lainnya dengan metode ini diharapkan maka karya sastra dapat dibongkar atau diungkapkan.



LANDASAN TEORI

Pendekatan struktur dijadikan landasan teori dalam menganalisis cerpen KP dan JH, pendekatan ini dianggap cocok untuk memberikan atau menggali maknanya  dengan tidak memisahkan setiap  unsur-unsurnya saling mendukung.
Sebuah karya (cerpen Kpdan JH) adalah merupakan struktur. Oleh karena itu struktur dipergunakan untuk mendekatinya, dalam hal ini Teeuw mengatakan prinsipnya jelas bahwa analisis strtukturral  bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat , seteliti, semendetail dan sedalam mungkin.  Keterkaitan semua anasir dan aspek karya sastra bersama menghasilkan makna menyeluruh (1989:38). Luxemburg mengatakan bahwa :
Struktur pada pokokmnya berarti bhwa sebuah karya satu peristiwa didalam masyarakat menjadi suatu keseluruhan karena ada relasi timbal balik antara bagian-bagiannya.
Kesatuaan structural mencakup setiap bagian dan sebaliknya bahwa setiap bagian menunjukan kepada keseluruhan (1992:38)
Berbicara mengenai structural berarti juga berbicara mengenai unsur, Karena karya satra berstruktur berarti karya sastra memiliki unsur-unsur struktur. Unsur-unsur inilah yang kemudian membentuk struktur suatu karya sastra.
            Pendekatan sosiologi sastra dipergunakan dengan tidak melupakan dua hal:
1. peralatan sastra murni yang digunakan pengarang untuk menampilkan masa social dalam dunia rekaannya.
2. pengarang itu  sendiri lengkap dengan kesadaran dan tujuannya ( Djoko Damono, 1979).

SUMBER DATA

            Sumber data dalam penelitian ini adalah kumpulan cerpen mirah dalima karya Kis W.S yang diterbitkan pertama kali oleh Giri Mukti Pusasa Jakarta tahun  1992 dari buku kumpulan cerpen tersebut diambil dua buah cerpen yaitu cerpen KP dan JH.


KESIMPULAN

            Setelah pengkajian terhadap cerpen KOP dan JH selesai dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. alur yang terdapat dalm cerpen KP dan JH adalah alr linear atau alur terusan cerita tersusun oleh berbagai peristiwa sehingga jalan ceritanya terasa lancar. Tokoh-tokohnya adalah merupakan penggambaran dari apa yang menjadi sebab dan akibat timbulnya peristiwa cerita. Lakuan cerita para menimbulkan peristiwa dalam karya baik itu latar tempat, latar waktu, dan latar Susana banyak memberikan gambran tentang kemungkinan penyebab terjadinya peristiwa tersebut dengan demikian keterpautan yang dibangun oleh unsur alur, penokohan, latar juga tema dan amanat merupakan suatu hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
2. dalam cerpen KP aspek social yang dominan adalah aspek kekuasaan dan kebudayaan. Kekuasaan yang dipegang seseorang bisa membuat lupa diri dan akhirnya kekuasaan itu dijadikan alat untuk mencapai kepentingan pribadi sedagkan aspek budaya adalah danya kebiasaan yang sering dilakukan dan sudah dianggap biasa yaitu mengadakan pesta penyambutan tamu pejabat yang datang kesatu tempat. Disatu sisi hal  ini baik, artinya sebgai tuan rumah mereka senang dengan  kunjungan  tamu tersebut. Tapi dilain pihak pesta penyambutan juga sering dijadikan alasan pemimpin setempat untuk membebani rakyat dengan berbagai tuntutan dan dengan alasan dermi pembangunan.
3. aspek moral dan aspek ekonomi tercermin dalan cerpen JH keadaan ekonomi yang kurang dan latar pendidikan rendah membuat orang bisa terjerumus dan nekat melakukan apapun demi kelangsungan hidupnya sedangkan moral agama yang klurang dan rendah juga membuat orangt tidak segan-segan melanggar atura tata susila yang seharusnya dipegang teguh.






DAFTAR ISI

KAT PENGANTAR……………………………………………………………….1
DAFTAR SINGKATANDAN LAMBANG……………………………………111
ABSTRAK……………………………………………………………………….IV
DAFTAR IS………………………………………………………………………IV
BAB I pendahuluan
1.1  latar belakang maslah…………………………………………………………..1
1.2  pembatasan masalah…………………………………………………………...3
1.3  tujuan penelitian……………………………………………………………….4
1.3.1        tujuan umum………………………………………………………………4
1.3.2        tujuan khusus……………………………………………………………...4
1.4  metodologi……………………………………………………………………..4
1.4.1        metode penelitian………………………………………………………….4
1.4.2        metode kajian………………………………………………………………5
1.5  landasn teori……………………………………………………………………5
1.6  sumber data…………………………………………………………………….6
BABII kajian teori
2.1 teori structural………………………………………………………………….8
2.2 unsurunsur sstruktural………………………………………………………..12
2. aspek-aspek social……………………………………………………………..15
BABIII  metodologi penelitian…………………………………………………...17
3.1 metode penelitian……………………………………………………………..17
3.3        metode kajian…………………………………………………………...19
BAB IV ANALISIS
4.1 analisis cerpen………………………………………………………………..21
4.1.1 parafrase cerita……………………………………………………………..21
4.1.2.1 alur……………………………………………………..…………………22
4.1.2.2 penokohan………………………………………………………………..23
4.1.2.3 latar……………………………………………………………………….31
4.1.2.4 tema dan amanat……………………………………………………….31
4.2 analisis cerpen JH……………………………………………………………37
4.2.1 parafrase cerita ……………………………………………………………..37
4.2.2 unsur-unsur pokok cerita…………………………………………………...38
4.2.2.1 alur………………………………………………………………………..38
4.2.2.2 penokohan………………………………………………………………..39
4.2.2.3 latar……………………………………………………………………….52
4.2.2.4 tema dan amanat………………………………………………………….56
4.3 aspek-aspek social……………………………………………………………58
4.3.1 aspek moral…………………………………………………………………58
4.3.2 aspek kekuasan……………………………………………………………..63
4.3.3 aspek ekonomi……………………………………………………………..66
4.3.4 aspek budaya……………………………………………………………….70
BAB V kesimpulan dan saran
6.1  kesimpulan……………………………………………………………….76
6.2   saran……………………………………………………………………...78
SINOPSIS………………………………………………………………………...76
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP



















Demikianlah Artikel Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME

the life of the muslim world Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2010/09/teknik-cerita-dalam-novelet-katineung.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Teknik cerita dalam novelet katineung karya Holisoh ME"