Penulis : LEBARAN
judul artikel : LEBARAN
LEBARAN
Lebaran
Sore-sore, esok harinya lebaran. Rusdi an teman-teman sudah berkumpul di depan mesjid, sambil berteriak,” besok lebaran woy, besok lebaran!
“ nah lihat saya baru punya segini, merecon buat besok dibakar.” Kata Bakri.
“Rusdi sudah punya berapa rantai?”
“wah aku Cuma punya sedikit Kri, Cuma punya sepuluh rantai merecon merah untuk tatamburan.”
Maka datang lagi teman yang lain, yang bernama Jahir, bertanya pada temannya: “mau ikut kalian, nanti sore dengan bapak ke masjid, untuk takbiran?”
“Tentu saja,” jawab anak-anak.
“kalau begitu mandi dulu , nanti kesorean,” kata Jahir.
Sesudah isa orang tua sudah berkumpul di mesjid, anak-anak ramai di depan mesjid sambil membakar merecon.
Kira-kira jam sebelas malam, sudah banyak orang tua yang pulang, apalagi anak-anak.
Rusdi ketika datang ke rumah tidak langsung tidur, hanya mengumpulkan baju-baju saja , untuk besok. Baju dipakai, dibuka, digantung, begitu seterusnya lama sekali. Misnem juga begitu, kerudungnya dipakai, digantung, dilipat, dibuka lagi, begitu hingga larut malam.
Kata Misnem” aku ingin cepat-cepat pagi, supaya kita cepat rapih!”
Maka tak lama anak-anak itu tertidur di tengah rumah.
“, ibu kemana bapak?” kata rusdi.
“ kan sudah pergi ke mesjid,” jawab ibunya.
Rusdi dan Misnem saling lirik saja, kemudia berpakaian. Sesuah beres berpakaian, maka mereka pergi ke mesjid. Di depan mesjin sudah ada teman-temannya.
“itu Rusdi.” Kata Jahir.
“coba sekarang bakar itu merecon, Rusdi!”
maka Rusdi mengeluarkan mercon merah tiga rantai dari sakunya, kemudian dibakar, dar-der-dor! Dan dijawab oleh merecon teman yang lainnya.
Sungguh rtamai suara merecon, apalagi waktu beres ceramah, ramai gendering dan merecon.
Nadran
Setelah bubar salat , Rusdi dan ayahnya pulang. Ketika datang ke rumahnya, lalu makan.
“Rusdi Tanya pada ibu, dimana rampe dan kemenyat,” Tanya bapaknya.” Selagi masih pagi kita Nadran.”
Bapak! Bapak!, ibu juga mau iktui katanya,” kata Rusdi.
“baik kalau begitu kita tunggu.” Jawab bapaknya.
“ini rampe kamu yang bawa, Misnem; kalau Rusdi bawa sapu dan kendi, untuk parukuyan. Mari kita berangkat!”
“ nanti dulu pak “ kata Rusdi,” aku akan ambil dulu merecon, untuk dibakar di pemakaman.” Sesudah tersedia, maka mereka sekeluarga pergi ke pemakaman. Sepanjang jalan Rusdi membakar petasan.
Ketika sampai di pemakaman, sudah banyak teman-temannya yang nadran.
“kita nadran dulu ke sana ke buyut,”jawab pak rusdi,” sini rampenya, kemenyan dan airnya.”
Maka rampe ditabur di atas makam buyutnya Rusdi, dan disiram air dari kedi.
Pak Rusdi langsung berdoa; ibu dan anaknya yang dua duduk dibelakang bapaknya, “mari kita nadran k pada pabak tua, lalu ke bibi lurah, yang meninggal bulan lalu.”
“Bapak! Bapak!” kata Rusdi, ini jangan ditadran kan sudah sama orang lain. Itu rampenya juga masih ada di atas pemakaman.”
“wah, lebih bagus sering,” jawab pa Rusdi. “ supaya lebih bagus”
disana rampe ditabur dan disiram air seperti tadi.
“Rusdi dan Misnem sekarang kalian harus nadran, itu ke pemakaman yang kecil,” kata bapaknya.
“makam siapa itu pak? Kata Rusdi.
“kan itu makam anaknya mang lurah, apa kamu lupa?”
maka Rusdi dan Misnem membawa air dan rampe, mengituti cara ayahnya.
Ketika sudah beres nadaran, maka Rusdi membakar petasan lagi, dan anak yang lain pun begitu, saling jawab.
“mari anak-anak kita pulang! Kata Pak Rusdi,
“kan kita akan hajat di masjid.”
Maka anak-anak pulang diiringi ibu bapaknya.
Pesta Lebaran
Apa yang ditemukan pengarang, pesta lebaran ditemukan ada dua; pesta di rumah, bersama keluarga atau pesta di mesjid.
Di kampung Rusdi sudah menjadi kebiasaan dari dulu, kalau pesta lebaran dan mulud suka diadakan di mesjid.
Dari pagi sekali, sebelum pada bubar yang dari mesjid. IbuRusdi sudah sibuk masak. Menyediakan untuk hajat.
Ketika datang dari pemakaman, selesai nadran. Dirumah sudah tersedia makanan untuk dibawa ke mesjid.
“ibu!” kata Rusdi, “ aku sediri akan pesta sekarang saja, sebab masih lama jika harus menunggu di mesjid.
“ya silahkan! Jawab ibunya, “ jika memang sudah ingin makan.”
Rusdi dan misnem berkumpul di tengah rumah, memakma makannya satu piring masing-masing, dengan opor ayam, goring gurame, perkedel dan sambel goring sangat banyak.
“ ini untuk kita berdua,” kata ibunya.
“geser sedikit, Misnem jangan terlalu dekat, hgerah,” kata Rusdi. “ nanti juga saya kasih.”
Kemudian Misnem diberi sedikit-sedikit, ditambah tulang ayam dan cucuk ikan.
“agak banyakan dong Rusdi!” kata Misnem “dan jangan cucuknya saja, sebab aku bukan kucing,”
“ih jangan terlalu banyak,” jawab Rusdi, “pamali anak perempuan itu. Jika pesta lebaran jangan terlalu banyak ikannya, nanti tidak akan lebaran lagi.”
“hih, si Rusdi sudah banyak makan,” kata ibunya. “kamu makannya jangan dekat si Rusdi.”
“kamu! Kamu! “ kata bapak Rusdoi, “segera bawa makanan ke mesjid, coba lihat, orang lain sudah banyak membawa makanan.”
Makanan pak Ruisdi sudah dibawa ke mesjid.
“anak-anak, kalian mau ikut ke mesjid?” kata pak Rusdi.
“wah rtentu, pak” jawab Rusdi, sambil keluar dari tengah rumah, sempoyongan berdirinya, berat sama perut.
Di Mesjid
Di mesjid sudah banyak orang-orang, makanan dan minuman sudah rapi tertata. Pak Rusdi dan anak-anaknya duduk, berkumpul dengan oaring tua di depan.
Ketika sudah kumpul, maka lebe berdoa.
“Amin..amin kata Rusdi.
Sudah selesai berdoa, maka mereka pun makan.
Kalau Rusdi makan lagi/ sudah tentu, sangat asik sekali. Disana ikannya bukan dari tetenong saja, pada memberi oleh paman dan bibi-bibinya. Sesudah pesta, maka mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing.
Rusdi tertinggal di Mesjid sendirian, sebab tidak dapat berjalan cepat, jalannya bial sudah dua langkah, maka akan duduk kembali, kekenyangan. Berutnya kembung sebesar sayid.
Pergi dari mesjid sekitar sudah duhur, dan datang ke rumah waktu asar.
“Bapak, kemana Rusdi,” Tanya ibunya.
“langsung main barangkali,” jawab pak Rusdi.
Ketika Rusdi datang ke rumah, masuk ke kamar depan, duduk sambil napasnya sesak, karena kekenyangan.
Sesudah beberapa waktu istirahat di dalam, kemudaian mandi di pancuran. Ketiak pulang dari air, merasa badannya segar dan perutnya ringan, nguap dan rasa ngantung mendadak hilang. Pulang dari air, kemudian main dengan teman-temannya. Waktu magrib baru pulang ke rumah.
‘habis dari mana kamu Rusdi” Tanya ibunya.
“kenapa kamu terus menghilang. Jangan begitu Rusdi, malu sedang waktunya pesta.”
“aku tidak kemana-mana,” jawab Rusdi, dari tadi juga di kamar depan, kemudian mandi,”
waktu isa, Rusdi sudah masuk ke kamar, beristirahat, dan merasakan perutnya, sebab masih kekenyangan sedikit.
Demikianlah Artikel LEBARAN
the life of the muslim world LEBARAN, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.
0 Response to "LEBARAN"
Post a Comment