Penulis : Analisis puis
judul artikel : Analisis puis
Analisis puis
Analisis Puisi
DI SAMPALAN
Karya Yus Rusyana
Nurul Hamdani
H1B 03012
DI SAMPALAN
Gusti
Anjeun parantos ngamparkeun lemah ripah
Disulam daun kalapa dirurumbe daun jambe
Ngemploh hejo hejo lembok iuk gunung juuh cai
Pigeusaneun anu hirup mibuatan nikmat anjeun
Gusti
Amparan pasihan Anjeun estu lega ngupluk-ngaplak
Estuning sagala nyampak
Kaasuh Anjeun cekap pikeun bekel rapih
Ah tapi Anjeun mah binangkit
Muka layer ngagelarkeun kaulinan pikiraneun
Anjeun masihan taman sampalan keur sato leuweung
Uncal mencek lembu towong kakeueung
Gusti
Anjeun ngencarkeun maung lapar
Sakali nekuk jadi bangkar
Gusti
Di mahluk anu ku Anjeun dipunjulkeun diparabotan
Pedang akal
Tongtonan sampalan bet katingal
Untuk judul ”Di Sampalan” dari judul ini sudah dapat dideskripsikan secara sepintas, bahwa pengarang ingin menggambarkan tentang tempat khususnya sebuah tegalan, karena arti dari “sampalan” tersebut adalah lapangan. Jadi dapat diambil kesimpulan sementara yaitu adanya usaha dari pengarang dalam menggambarkan situasi sebuah tegalan di suatu tempat, dan tentunya untuk diksi pun, pengarang dapat dikatakan ahli dalam pembubuhan judul dengan judul Di Sampalan tesebut. Konotasinya dalam puisi ini bisa saja dengan sebutan dunia tempat tinggal manusia. Untuk imagi dalam judul ini, merupakan imagi visual.
Baris pertama dari bait pertama “Gusti Anjeun parantos ngamparkeun lemah ripah”, itu dapat dikatakan bahwa Tuhan telah menciptakan alam yang indah ini dengan tiada hingganya. Untuk kata ngamparkeun dapat diartikan menciptakan, atau menyediakan dari kontek ini tentunya lagi-lagi unsur diksi tidak lepas dari pegangan si pengarang. Penyebutan Gusti dan Anjeun disini sudah sangat jelas sekali merujuk pada Tuhan yang bersipat imagi auditif karena konsep ketuhanan sangatlah abstrak sehingga hanya dapat disebutkan secara ucapan saja. Dalam kata lemah ripah dapat diartikan sebuah kesuburan dan sudah menjadi suatu umpama yang utuh tidak dapat dirubah.
Baris ke dua bait pertama “Disulam daun kalapa dirurumbe daun jambe” yaitu untuk mengimplisitkan maksudnya. segala sesuatu tersedia di dunia ini dan berbagi tumbuhan tumbuh dengan suburnya, kelapa dan pinang pun ikut menghiasa keindahan dunia. Dalam baris ini mengapa si pengarang mengambil contoh pohon kelapa dan pinang, bukan pohon yang lain, karena dari kedua pohon ini terdapat keistimewaan yang tidak dimiliki tumbuhan lain. Pohon kelapa pada gerakan pramuka sudah dijadikan lambang utama, sebagai pelambang tunas bangsa. Dalam pohon kelapa dari kesemua unsurnya mulai dari akar, batang hingga daun, semuanya dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup khususnya manusia dan begitu pula pada pohon pinang. Terkadang pohon nyiur ini suka di jadikan objek yang memerankan peranan sebagai manusia, misal “nyiur melambai” ini sudah masuk pada majas perumpamaan pesonifikasi. Dalam kata disulam berkonotasi pada arti dihiasi. Ini sesuai dengan sipat dari sulaman sebagai hiasan.
Baris ke tiga bait pertama “Ngemploh hejo hejo lembok iuh gunung juuh cai” ini denotative dari gunung-gunung yang menjulang serta dihiasi dengan mata air yang menyejukan. Dalam baris ini memang dimaksudakan pada arti yang sebenarnya.
Baris ke empat bait pertama “Pigeusaneun anu hirup mibuatan nikmat anjeun”. Ini berarti semuanya itu sengaja diciptakan untuk kelangsungan hidup makhluk hidup khususnya manusia.
Untuk bait ke dua berari bahwa rasa cinta kasih tuhan yang tak terhingga yang semuanya telah tersedia di alam ini cukup untuk kelangsungan hidup mahlukNya. Kata ngupluk-ngaplak yang artinya keadaan sangat luas, sudah menjadi aturan ditulis demikian sebab tidak ada kata ngupluk-ngupluk atau ngaplak-ngaplak
Untuk bait ke tiga dan ke empat, disini sudah ada kata kata pengeualian dari segala yang terjadi dari bait-bait sebelumnya yang ditandai denga “Ah tapi”. Memang di bait ini digambarkan bahwa dalam penciptaan alam dunia ini tanpa ada keharusan di pihak manusia, tetapi di dunia ini manusia itu dituntut untuk berpikir atas segala ciptaan tuhan yang telah tersedia di alam ini, dapat dikatakan tuhan telah memberikan kehidupan untuk manusia yang kelak akan merusak dan saling membunuh demi tercapainya kepusan masing-masing dan tentunya tidak demikian selamanya, tapi ada manusia yang bersikap sebaliknya. Hanya manusia yang berpikir lah yang mampu memecahkan teka teki alam semesta ini dan mensyukuri nikmat yang ada sehingga nampaklah keagungan tuhan atas segala-galanya melalui ciptaanya itu. Ini tergambar pada bait paling akhir “tongtonan sampalan bet katingal”.
Demikianlah Artikel Analisis puis
the life of the muslim world Analisis puis, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.
0 Response to "Analisis puis"
Post a Comment