Penulis : Potensi Wisata Loksado di Kalimantan Selatan
judul artikel : Potensi Wisata Loksado di Kalimantan Selatan
Potensi Wisata Loksado di Kalimantan Selatan
Potensi Wisata Loksado di
Kalimantan Selatan
Loksado merupakan
salah satu kecamatan di KHSS, Kalimantan Selantan. Kecamatan ini memiliki jarak
sekitar 160 km dari kota Banjarmasin. Penduduk di kecamatan ini cukup banyak.
Masyarakat di daerah ini didominasi oleh suku dayak sehingga banyak masyarakat
di daerah ini yang masih menganut kepercayaan animisme atau Kaharingan
sedangkan penduduk yang lain menganut agama Islam dan Kristen. Mata pencaharian
penduduk di daerah ini adalah berladang. Para penduduk di daerah ini menempati
rumah – rumah adat yang disebut balai.
Untuk mencapai Loksado, anda dapat memanfaatkan fasilitas transportasi
umum karena transportasi umum cukup banyak dijumpai di daerah ini. Dari ibukota
kabupaten, perjalanan menuju Loksado memerlukan waktu selama 1.5 jam dengan
kendaraan roda dua.
Loksado sangat
terkenal dengan keindahan panorama alamnya yang masih sangat asri dan sejuk.
Bentangan alam dari kecamatan di wilayah Pegunungan Meratus ini dipenuhi oleh
pepohonan yang tumbuh dengan subur. Disana banyak terdapat jembatan gantung
yang dapat dipakai untuk menuju Sungai Amandt yang berkelok – kelok, curam, dan
dipenuhi dengan bebatuan. Dengan panorama alam yang seperti ini, tidak
mengherankan jika wisata alam Loksado sangat popule dengan wisata alamnya
Wisata Alam Loksado biasanya merupakan perjalanan wisata dimana kegiatannya
menyusuri suasana alam di Pegnungan Meratus.
Para pengunjung
yang datang kesini akan dimanjakan oleh keindahan hutan tropisnya. Hutan tropis
di pegunungan Meratus sangat terkenal dengan kekayaan flora dan faunanya yang
masih sangat beragam. Beberapa flora dan fauna khas kalimantan yang dapat
dijumpai di hutan tropis ini diantaranya adalah Tanaman Kantung Semar dan
Anggrek Meratus. Derasnya aliran sungai Amandit yang merupakan obyek wisata
utama di Loksado ini juga menawarkan air yang sangat jernih dan segar. Disini,
para pengunjung dapat menggunakan rakit bambu untuk menelusuri sungai Amandit.
Selain itu, jika anda ingin memacu adrenalin anda, anda juga dapat mengikuti
olahraga arung jeram. Wisata Loksado saat ini memang mulai banyak dikenal dan
mulai ramai dikunjungi oleh para wisatawan dari luar Kalimantan. Wisata alam
ini sangat cocok bagi Anda yang hobi menikmati panorama alam.
7
Mandau: Senjata Tradisional
Dari Kalimantan
Kalimantan
merupakan salah satu lima pulau besar di Indonesia. Banyak orang yang
menganggap bawa suku asli dari pulau ini hanyalah suku Dayak. Padahal disana
juga ada orang Banjar di Kalimantan Selatan dan juga orang Melayu. Di kalangan
suku Dayak, satu dengan yang lainnya mengembangkan kebudayaan masing – masing
misalnya saja senjata tradisional. Senjata khas suku Dayak adalah Mandau.
Senjata ini selalu dibawa oleh pemiliknya dalam kehidupan sehari – hari
sehingga kemanapun si pemilik pergi, senjata ini akan selalu dibawa karena
Mandau juga berfungsi sebagai simbol kehormatan dan jati diri.
Pada zaman
dahulu, senjata tradisional dianggap memiliki unsur magis. Selain itu Mandau
juga hanya digunakan untuk acara- acara tertentu seperti pengayuan, perang,
perlengkapan upacara, dan perlengkapan tarian adat.
Banyak penduduk
setempat percaya bahwa Mandau memiliki tingkat – tingkat kesaktian atau
keampuhan. Kesaktian Mandau tersebut tidak hanya didapat dari proses
pembuatannya saja yang melalui beberapa ritual khusus tetapi juga didapat dari
tradisi pengayuan atau pemenggalan kepala lawan. Sebelum abad ke 20, jika
semakin banyak lawan yang berhasil dikayu, mandau tersebut tingkat kesaktiannya
akan semakin tinggi.
Selain itu
sebagian rambut orang – orang yang di kayau tersebut juga digunakan untuk
menghiasi gagang mandau. Masyarakat setempat percaya bahwa lawan yang mati
karena dipenggal dengan mandau tersebut rohnya akan tinggal di dalam mandau
sehingga mandau menjadi sakti.
Namun, fungsi
mandau saat ini sudah berubah yaitu digunakan sebagai benda seni, cinderamata
khas Kalimantan, budaya, koleksi, dan senjata untuk keperluan sehari – hari
misalnya untuk bertani, memangkas semak belukar, dan berburu.
Biasanya, bilah
mandau terbuat dari besi yang ditempa hingga berbentuk pipih panjang dan
menyerupai parang. Ujungnya dibuat runcing seperti paruh sedangkan bagian
atasnya berlekuk datar. Di salah satu bagian sisinya diasah tajam dan sisi
lainnya dibiarkan tumpul dan agak ebal. Bahan yang dapat digunakan untuk
membuat Mandau ada beberapa jenis yaitu besi baja, besi matikei, dan besi
montallat. Menurut penduduk setempat, mandau yang paling baik kualitasnya
adalah mandau yang terbuat dari batu gunung dan dilebur dengan cara khusus
sehingga menghasikan besi yang sangat tajam dan kuat. Selain itu hiasannya juga
biasanya diberi sentuhan seperti tembaga, perak, atau bahkan emas. Mandau yang seperti ini biasanya tidak dibuat oleh
sembarangan orang.
8
Mangkok Merah Suku Dayak
Mangkok Merah
adalah media persatuan bagi Suku Dayak. Mangkok Merah ini beredar ketika orang
dayak merasa bahwa kedaulatan mereka sedang dalam bahaya besar. Pangkalima
(istilah suku Panglima bagi suku Dayak) baisanya akan mengeluarkan isyarat
perang atau siaga berupa mangkok merah. Mangkok merah tersebut diedarkan dari
kampung ke kampung dengan sangat cepat. Jika dilihat dalam kehidupan sehari –
hari, banyak orang yang tidak tahu siapa Pangkalima Dayak tersebut. Penampilan
Pangkalima sama seperti warga lainnya dan Biasa – biasa saja. Selain itu,
Pangkalima biasanya juga memiliki kekuatan supranatural yang sangat hebat.
Boleh percaya atau tidak, panglima tersebut memiliki kesaktian bisa terbang dan
kebal dari berbagai macam senjata seperti senjata tajam, peluru, dll.
Mangkok merah
tentu tidak diedarkan secara sembarangan karena panglima harus mengadakan acara
data terlebih dahulu untuk mengetahui kapan saat yang tepat untuk mulai
berperang. Di dalam acara adat tersebut, roh leluhur akan datang dan merasuki
tubuh panglima. Kemudian jika panglima itu melakukan Tariu atau memanggil roh
leluhur agar diberi bantuan dan menyatakan perang, orang – orang Dayak disana
yang mendengarnya juga akan ikut memiliki kekuatan seperti panglima yang sakti
tersebut. Biasanya, jika orang yang jiwanya sedang labil bisa gila atau sakit
saat mendengar tariu.
Orang yang telah
dirasuki oleh roh leluhur tersebut menjadi lupa diri dan menjadi seperti bukan
manusia sehingga ketika mereka mendapatkan korban, biasanya mereka akan memakan
hati dan darah dari korban yang berhasil dibunuh. Oleh karena itu, jika tidak
sedang dalam suasana perang atau bahaya, tidak pernah ada orang Dayak yang
memakan manusia. Korban yang didapat biasanya kepalanya dipenggal dan dikuliti.
Kepala tersebut kemudian disimpan untuk upacara adat. Jika seseorang memakan
hati dan meminum darah tersebut, kekuatan magisnya akan bertambah semakin
banyak musuh yang dibunuh maka orang tersebut juga akan menjadi semakin sakti
dan kuat.
Mangkok merah
terbuat dari tanah liat atau teras bambu yang dibentuk bundar. Mangkok tersebut
biasanya disertai dengan ubi jerangau atau beras kuning, lampu obor dari bambu,
dan bulu ayam merah.
9
Bukit Bangkirai Kalimantan
Timur
Bukit Bangkirai
adalah salah satu tempat wisata yang paling banyak dikunjungi di Kalimantan
Timur oleh masyarakat sekitar dan para wisatawan asing. Di dalam obyek wisata
ini, para wisatawan dapat menikmati suasana hutan hujan tropis yang masih
sangat asri dan alami. Selain itu, fauna di Bukit Bangkirai juga masih sangat
beragam. Kawasan yang memiliki luas 1.500 hektar ini sebenarnya dalah kawasan
hutan konservasi untuk mengembangkan hutan alam tropika basah.
Selain itu, hutan
wisata ini juga dijadikan sebagai media pendidikan lingkungan dan alam atau
bisa juga digunakan untuk obyek penelitian.
Nama Bukit
Bankirai muncul karena di daerah hutan wisata ini tumbuh banyak pohon
bangkirai. Bahkan, pohon – pohon bangkirai di dalam hutan tersebut banyak yang
sudah berusia lebih dari 150 tahun. Pohon – pohon tersebut mencapai ketinggian
40 hingga 50 meter dengan diameter yang mencapai 2.3 meter.
Bukit Bangkirai
ini sudah diresmikan oleh pemerintah sejak 14 Maret 1988. Salah satu
keistimewaan tempat wisata ini adalah para wisatawan memiliki tantangan untuk
berjalan menyusuri jembatan gantung dimana tinggi jembatan tersebut mencapai 30
meter. Sementara itu, panjang canopy bridge tersebut secara keseluruhan adalah
64 meter. Canopy Bridge menghubungkan antara 5 pohon Bangkirai.
Selain itu, bagi
para wisatawan yang memiliki takut dengan ketinggian, mereka bisa mencoba
Canopy Bridge sebagai terapi alternatif untuk mengatasi ketakutan mereka. Dari
atas jembatan gantung tersebut para wisatwan dapat menikmati panorama alam yang
sangat indah disertai dengan angin yang sangat sejuk sehingga membuat jembatan
terasa terus berayun – ayun.
Canopy Bridge yang
ada di Bukit Bangkirai tersebut adalah yang jembatan gantung pertama di
Indonesia dan kedua di Asia.
Objek wisata
Bukit Bangkirai terletak di Kabupaten Kutai Kartangeraga, Kalimantan Timur
tepatnya berada di kecamatan Samboja. Tempat ini berjarak kurang lebih 150 km
dari Samarinda dan hanya 58 km dari Balikpapan. Perjalanan ke tempat ini dapat
ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda empat. Wisawatan juga tidak perlu
khawatir karena kawasan ini sudah dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
10
Pisang Gapit Khas Kalimantan
Timur
Kalimantan Timur
ternyata tidak hanya terkenal dengan masakan seafood-nya. Namun provinsi dengan
ibukota Samarinda ini ternyata juga memiliki beberapa sajian kuliner yang unik
dan lezat salah, salah satunya adalah Pisang Gapit.
Bagi yang pertama
kali mendengar istilah Pisang Gapit mungkin terdengar agak aneh. Padahal Pisang
Gapit ini merupakan sejenis makanan khas daerah Kalimantan Timur dan sangat
populer di wilayah Balikpapan, Samarindah, dan daerah lainnya.
Sesuai dengan
namanya ‘pisang gapit’, makanan ini menggunakan bahan utama pisang setengah
matang. Pisang yang digunakan juga sama seperti pisang yang biasa dibuat untuk
membuat pisang goreng misalnya pisang sanggar, pisang kepok, dan bisa juga
dengan pisang tanduk. Namun pisang tersebut tidak digoreng tetapi proses
memasaknya dengan cara dibakar atau dipanggang sambil dipencet hingga pipih.
Setelah itu, pisang setengah matang tersebut akan dihidangkan bersama saus
tertentu. Istilah gapit sebenarnya berasal dari bahasa Kutai dan Banjar yang
berarti Jepit sehingga pisang gapit adalah pisang yang proses memasaknya
dijepit.
Makanan khas
Kalimantan Timur ini tidak sulit ditemukan karena santapan ini banyak terdapat
di tepi – tepi jalan, khususnya di tepian sungai Mahakam dan dijual dengan
harga yang cukup terjangkau. Bahkan, sajian ini ternyata juga dihidangkan di
beberapa hotel di Samarinda dan Balikpapan karena rasanya yang sangat khas dan
nikmat.
Pisang gapit
sangat cocok menjadi santapan di sore hari sebagai kudapan sambil minum teh. Di
daerah lain, ada beberapa sajian yang hampir sama dengan pisang gapit ini
misalnya Colenak dari Jawa Barat dan
pisang epe dari Makasar.
Pisang gapit yang
asli Kalimantan Timur disajikan bersama saus karamel dari santan kental dan
gula merah. Kadang pisang gapit juga ditambahkan dengan potongan nangka.
Penggemar pisang gapit ini ternyata cukup banyak. Pisang gapit banyak dihual di
sore hari di dekat Pelabuhan Semayang dan pantai melawai. Saus karamel gula
merah adalah rasa asli pisang gapit.
Sementara itu
pisang gapit variasi juga ditawarkan dengan beberapa variasi rasa yaitu pisang
gapit coklat dan pisang gapit keju.
Demikianlah Artikel Potensi Wisata Loksado di Kalimantan Selatan
the life of the muslim world Potensi Wisata Loksado di Kalimantan Selatan, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.
0 Response to "Potensi Wisata Loksado di Kalimantan Selatan"
Post a Comment