�BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN

�BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul �BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : �BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN
judul artikel : �BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN

lihat juga


�BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN


�BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN - Dalam �brownies� kukus ciptaanya, Sumi wiludjeng (65) menyimpan harapan agar keluarganya selalu rukun dan damai. Itu soalnya, �brownies� buatannya diberi merek Amanda.
Amanda versi Sumi adalah akronim dari Anak Menantu Damai. Itu sebabnya, ia melibatkan keempat anak dan menantunya dalam bisnis kue brownies. Sumi dan suaminya, Sjukur (67), mendidik keempat anak lelakinya bekerja sama.

Perempuan asal Jombang, Jawa Timur, ini lulus tahun 1964 dari Jurusan Kesejahteraan Keluarga, Bidang Tata Boga, Institut Keguruan Ilmu Pendidikan Jakarta. Ia lulus tahun 1964. Untuk menambah penghasilan suami yang bekerja Di PT Pos Indonesia, Sumi menerima pesanan kue.

�BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN
Namun, setiap kali suaminya dipindah tugaskan ke berbagai kota, Sumi harus memulai usahanya dari nol lagi di kota baru. Usahanya baru mantab sekitar tahun 2000, saat tinggal di Bandung, karena Sjukur pensiun. Dari rumahnya di Jalan Mars, Bangung, ia menerima pesanan makanan seperti tumpeng dan nasi uduk.
Suatu hari Sumi membaca sebuah resep, �Resepnya mirip brownies. Mudah dibuat, bahannya mudah didapat, dan modalnya sedikit.� Kata Sumi.

Namanya bukan brownies panggang, tetapi brownies kukus. Waktu itu brownies kukus belom dikenal masyarakat. Sumi berkali-kali bereksperimen. Sampai kerabatnya mengatakan kue itu enak, dia baru menawarkan kepada orang lain.

Brownies �genre� baru ini langsung direspon orang. Ia mendapat pesanan sampai 200 kardus sehari. Ketika hari raya, pesanan melonjak sampai 500 loyang sehari. Sumi, keluarga, serta enam karyawan kepayahan meladeni pesanan.

Anak sulungnya, Joko Ervianto (39), yang senang pada bidang teknik menciptakan alat kukus dan mikser berkapasitas besar agar bisa meningkatkan produktivitas, menghemat tempat dan waktu. Joko membuat mikser berkapasitas tiga kilogram, 50 kilogram, 500 kilogram, dan kini merancang yang lima ton.
Joko mengkukus dengan mengalirkan uap pada alat kukus. Ia mencoba berkali-kali berbagai teknik mengkukus yang tepat. Alat kukusnya berkapasitas 50 loyang, kini dia mendesain untuk 200 loyang.

Ribuan loyang

 Dalam sehari Sumi memproduksi 1.500-1.800 loyang. Brownies disebarkan ke toko di Jalan Rancabolang, Jalan Otten, Antapani, dan Lodaya, Bandung. �Sekarang perusahaan ini sudah saya serahkan kepada anak-anak,� kata Sumi, �Kalau pagi srumah ini seperti kantor, anak-anak berkumpul di sini membicarakan berbagai masalah.� Tutur suami Sumi, Sjukur.

Joko dipercaya mengelola bidang teknik, andy dan Sjukur di bidang keuangan, dan anak ketiga Sumi, Sugeng cahyo (37), bertugas soal hubugan masyarakat, anak bungsunya, Rizka Kurniawan (30), belum bergabung dan memilih kerja di perusahaan pelayaran.

Semua toko cabang buka sejak pukul 08.00, tetapi tidak setiap jam tersedia brownies kukus. Sebab, sejak pagi para pembeli sudah mengantri dan brownies pun langsung ludes. Setiap toko mendapatkan pasokan brownies sebanyak 300 loyang perhari. Sering kali sekitar pukul 14.00 brownies sudah habis. Akibatnya, hamper setiap hari pegawai took menjadi omelan pembeli. Kekesalan pembeli juga di tumpahkan via telepon.

�Rasanya bagaimana ya, kami selalu mengecewakan pembeli karena memang kapasitas produksi masih sedikit.� Ujar Sumi yang berharap dengan mesin ciptaan anaknya nanti kapasitas produksi meningkat.
Itu spula sebanya, Sumi tak pernah ikut pameran, dan tak berani beriklan. Promosi hanya dari mulut ke mulut. Meskipun dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandung menyarankan �BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN dijadikan oleh-oleh khas Bandung, sumi belum bisa menyetujui.

�Kalau mau jadi oleh-oleh, berarti kapan pun orang mau brownies harus tersedia. Kami belum bisa memenuhinya,� ucap Sumi yang dibantu 50 karyawan, dan di tokonya tertempel tulisan dihimbau membeli dua dus kecil saja agar sebanyak mungkin peminat kebagian. Ini juga mengantisipasi calo.

�Kami sempat kecolongan . Banyak calo menjual brownies. Bahkan mereka menjualnya di muka took kami dengan harga lebih mahal. Ada juga pembeli yang menelpon dan mengeluh browniesnya tidak bagus. Setelah ditelusuri, mereka mendapat brownies bukan dari toko kami,� kata Sumi.


Demikianlah Artikel �BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN

the life of the muslim world �BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel �BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2014/03/brownies-amanda-untuk-kedamaian.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "�BROWNIES� AMANDA UNTUK KEDAMAIAN"