Mengenal Seni Tari dan Jenisnya

Mengenal Seni Tari dan Jenisnya - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul Mengenal Seni Tari dan Jenisnya, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : Mengenal Seni Tari dan Jenisnya
judul artikel : Mengenal Seni Tari dan Jenisnya

lihat juga


Mengenal Seni Tari dan Jenisnya



Mengenal Seni Tari dan Jenisnya
Penulis: Paula
Seni tari merupakan gerak tubuh secara ritmis atau berirama yang dilakukan pada waktu dan tempat tertentu untuk mengungkapkan perasaaan, pikiran, sebagai hiburan, bentuk rasa syukur, dan persembahan. Tari biasanya diiringi dengan bunyi – bunyian yang biasa disebut dengan musik pengiring tari. Musik pengiring tari ini mengatur gerakan penari sekaligus memperkuat maksud yang ingin disampaikan dari tarian tersebut. Rahasia Trading Forex
Gerakan dalam seni tari berbeda dengan gerakan dalam kehidupan sehari – hari seperti berjalan, bersenam atau berlari karena gerak di dalam seni tari bukan gerak yang realistis, tetapi gerak yang sudah diberi bentuk estetis dan eskpresif sehingga akan nampak indah jika dilihat.
Sebuah tarian sebenarnya adalah perpaduan dari beberapa macam unsur yaitu unsur wiraga (tubuh), wirasa (rasa), dan wirama (irama). Ketiga unsur ini berpadu menjadi satu dalam bentuk tarian yang harmonis dan indah. Unsur utama dalam seni tari adalah gerak. Gerak dalam seni tari tentu selalu melibatkan unsur – unsur anggota tubuh manusia. Unsur – unsur anggota tubuh tersebut dalam membentuk gerakan seni tari bisa berdiri sendiri, bersambungan, maupun bergabung.
Seni tari memiliki keragaman jenis. Seni tari digolongkan menjadi tari klasik, tari rakyat, dan tari kreasi baru. Dansa sebenarnya termasuk dalam seni tari. Namun dansa adalah tari yang berasal dari kebudayaan yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita dengan berpelukan atau berpengangan tangan sambil diiringi alunan musik. Sementara itu, jenis seni tari jika dibedakan berdasarkan koreografinya dibedakan menjadi tari tunggal, tari berpasangan, dan tari group.
Tari tunggal atau solo adalah tari yang dilakukan oleh seorang penari, baik penari perempuan maupun laki – laki. Tari yang biasa diperagakan secara solo misalnya adalah Tari Golek dari Jawa Tengah.
Tari berpasangan atau duet adalah seni tari yang dilakukan oleh dua orang secara berpasangan. Seni tari yang biasa dimainkan secara berpasangan contohnya adalah Tari Topeng dari Jawa Barat.
Tari kelompok atau grup adalah tari yang dilakukan lebih dua orang, jadi bisa tiga orang, lima orang, atau bahkan lebih. Contoh tari yang dimainkan secara berkelompok misalnya Tari Kecak dari Bali.

2

Sejarah Seni Tari di Nusantara
Penulis: Paula
Perjalanan seni tari di nusantara memang sangatlah panjang. Perkembangan dan bentuk seni tari di Indonesia sangta erat kaitannya dengan perkembangan kehidupan masyarakat di Indonesia, baik ditinjau dari struktur kedaerahan maupun dalam ruang lingkup negara kesatuan.
Jika ditinjau dari perkembangan negara Indonesia sebagai negara kesatuan, perkembangan tersebut tentu tidak terlepas dari latar belakang masyarakat Indonesia pada jaman dulu. Salah seorang pengamat seni pertujukkan Asia Tenggara dari Eropa,  James R. Brandon membagi perkembangan budaya di Asia tenggar menjadi empat periode yaitu periode pra sejarah sekitar 2500 SM sampai 100 M, periode 100 M sampai 1000 M dimana masuknya kebudayaan India, periode 1300 M sampai 1750 M dimana pengaruh islam mulai masuk, dan periode 1750 M hingga berakhirnya perang Dunia II.
Menurut salah seorang peneliti seni pertunjukkan di Indonesia, Soedarsono (1977) menjelaskan bahwa perkembangan seni pertunjukkan tradisional di Indonesia sangat dipengaruhi oleh budaya besar dari luar.
Menurut pendapat Soedarsono tersebut, perkembangan seni tradisional di Indonesia dibagi menjadi periode pra pengaruh asing dan masa pengaruh luar. Namun, jika ditinjau dari perkembangan masyarakat di Indonesia sampai saat ini, masyakarat sekarang adalah masyarakat Indonesia dalam ruang lingkup sebagai negara kesatuan.
Perkembangan masyarakat dan kesenian termasuk seni taru bukan perkembangan yang terputus – putus namun saling berkesinambungan. Menurut Edi Sedyawati (1981), perkembangan tari di Indonesia mengalami lima tahap yaitu:
1.     Kehidupan terpencil dalam wilayah – wilayah etnik dimana setiap suku memiliki seni tarinya masing – masing.
2.     Masuknya pengaruh kebudayaan luar sebagai unsur asing bagi seni tari lokal
3.     Penembusan secara sengaja terhadap batas – batas etnik
4.     Gagasan tentang perkembangan seni tari untuk taraf nasional
5.     Pencarian nilai – nilai dari seni tari
Walaupun demikian, setiap suku di Indonesia belum tentu mengalami tahapan tersebut. Bahkan, mungkin masih ada daerah – daerah tertentu di Indonesia yang masih dalam tahap pertama. Pada masa pra kerajaan, masa ini identik dengan masa pra Hindu atau masa pra pengaruh asing. Seni pertunjukkan dengan pengaruh pra kerajaa ini masih banyak ditemukan di derah pedalaman yang masih menganut kepercayaan animisme, penyembahan kepada nenek moyang, dan binatang.
3
Jenis – Jenis Seni Tari Tradisi di indonesia
Penulis: Paula
Seni tari di Indonesia memperlihatkan kekayaaan dan keanekaragaman budaya Indonesia. Oleh sebab itu, Indonesia memiliki banyak sekali tari – tarian yang indah dan memiliki makna tertentu. Berdasarkan tradisinya, seni tari di Indonesia dibagi menjadi dua macam yaitu tari tradisional yan masih dibagi lagi menjadi beberapa sub kategori dan tari kontemporer.
Tari tradisional adalah sebuah bentuk seni tari yang sudah ada sejak lama. Tarian ini merupakan warisan dari nenek moyang yang diwariskan dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu, biasanya sebuah tarian tradiisonal memiliki nilai filosofis, religius, dan simbolos. Selain itu semua aturan busana, ragam gerak tari tradisional, formasi, dan tata riasnya tidak mengalami banyak perubahan dari aslinya. Tari tradisional dibagi menjadi dua macam yaitu tari tradisional klasik dan tari tradisional kerakyatan
Tari tradisional klasik dulunya dikembangkan oleh para penari di kalangan bangsawan istana sehingga tariannya sangat formal. Aturan – aturan tarian dalam jenis tari tradisional klasik biasanya sudah baku atau tidak boleh diubah – ubah. Ciri – ciri seni tari tradisional klasik adalah gerakannya anggun, indah, dan busananya biasanya mewah dan gemerlap. Fungsi tari tradisional klasik adalah sebagai sarana untuk penyambutan tamu kehormatan kerjaan atau sebagai sarana dalam upacara adat. Beberapa contoh tari tradisional klasik adalah Tari Topeng Kelana dari Jawa Barat, Sang Hyang dari Bali, Bedhaya Srimpi dari Jawa Tengah, dan Pakeran dan Pajaga dari Sulawesi Selatan.
Tari tradisional kerakyatan sesuai dengan namanya jenis tarian tradisional ini berkembang di kalangan rakyat biasa. Biasanya, gerakannya tarinya mudah ditarikan bersama dengan iringan musik. Berbeda dengan tari tradisional klasik, busananya cukup sederhana. Jenis tarian ini biasanya dilakukan saat perayaan – perayaan tertentu sebagai tari pergaulan. Beberapa contoh tari tradisional kerakyatan misalnya tari payung dari Melayu, tari Lilin dari Sumatera Barat, dan Jaipongan dari Jawa Barat.
Jenis tari tradisional yang kedua adalah tari kreasi baru. Jenis tari ini sudah lepas dari standar tari baku karena dirancang sesuai dengan kreasi penata tari yang disesuaikan dengan kondisi tetapi masih tetap menjaga nilai artistiknya.
4
Sejarah Seni Tari Jaipongan dari Jawa Barat
Penulis: Paula
Negara Indomesia memang memiliki banyak sekali kebudayaan yang dilahirkan oleh para nenek moyang, termasuk seni tari. Salah satu seni tari dari Indonesia yang cukup populer adalah Tari Jaipong dari Jawa Barat.
Jaipong atau Jaipongan merupakan aliran seni tari yang muncul dari hasil kreativitas seorang seniman asal Bandung bernama Gugum Gumbira yang sangat memperhatikan kesenian rakyat. Salah satu kesenian rakyat yang menjadi perhatiannya adalah Ketuk Tilu. Dari Ketuk Tilu, ia belajar mengenal pola – pola gerakan tari tradisi yang ada pada Ketuk Tilu atau Kliningan. Gerak – gerak bukaan, nibakeun, pencugan, dan beberapa gerakan mincid dari bebera kesenian cukup menginsipirasi untuk mengembangkan seni tari yang kini populer dengan nama Jaipong. Tari Jaipong sebagai tari pergaulan telah berhasil menjadi tarian yang populer dan begitu digemari oleh para masyarakat di Jawa Barat dan bahkan hingga di luar daerah Jawa Barat.
Jika menyebut kata Jaipongan, sebenarnya Jaipongan tidak hanya mengingatkan kita pada sejenis tari Sunda yang menarik dengan gerakan yang dimanis. Tangan, pinggul, dan bagu selalu menjadi bagian utama dalam pola gerak tari yang lincah dan diiringi dengan pukulan kendang. Para penari wanita juga selalu memperlihjatkan senyum manis dan kerlingan mata di sepanjang tarian. Tari pergaulan tradisi Sunda ini sudah muncul para akhir era 70an yang popularitasnya masih hidup sampai saat ini di tengah masyarakat.
Sebelum seni tari Jaipong muncul, tari pergaulan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang melatarbelakangi bentuk tarian ini. Misalnya di Jawa Barat sendiri tari pergaulan adalah pengaruh dari Ball Room dimana pertunjukkan snei tari pergaulan tidak pernah lepas dari keberadaan pamogoran dan ronggeng. Dalam tari pergaulan, ronggeng tidak lagi berfungsi dalam kegiatan upacara, namun hanya sebagai hiburan. Dalam seni pertunjukkan keberadaan ronggeng menjadi daya tarik untuk menarik simpati para pamogoran atau penonton yang terlibat akti dalam seni pertunjukkan. Gerakan – gerakan dasar tari Jaipong selain dipengaruhi oleh Ketuk Tilu juga dipengaruhi oleh Topeng Banjet, Ibing Bajidor, Tayuban, dan Pencak Silat.
5
Kesenian Tari Langen Mandra Wanara
Penulis: Paula
Tari Langen Mandra Wanara merupakan salah satu seni tari dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Tari ini termasuk drama tari Jawa yang menggunakan materi tari tradisional klasik gaya Yogyakarta. Dalam drama tari ini digambarkan banyak wanara atau kera. Drama tari ini sebenarnya hanya berfungsi sebagai hiburan semata. Sebenarnya, Langen Mandra Wanara adalah perkembangan dari drama tari yang sudah ada sebelumnya yaitu dari Langendriya yang sumbernya berasal dari Serat Damarwulan. Baik Langendriya dan Langen Mandra Wanara sama – sama dipentaskan dalam bentuk tari dengan posisi jongkok atay jengkeng disertai dengan dialog berupa tembang macapat. Perbedaan antara Langendriya dengan Langen Mandra Wanara adalah lakon atau cerita yang dibawakan. Jika lakon yang dibawakan dalam tari Langendriya bersumber dari Serat Damarwulan, maka tari Langen Mandra Wanara berasal dari cerita Ramayana seperti Senggana Duta, Subali Lena, Rahwana Gugur, dan cerita lainnya dalam Ramayana.
Menurut cerita, kesenian tari Langen Mandra Wanara ini telah mengalami masa kejayaannya pada saat pemerintahan Sri Sultan HB VI. Pada saat itu, di istana selalu ada kegiatan gladen tari atau karawitan setiap malam, kecuali saat bulan Ramadhan karena bulan tersebut adalah bulan yang suci, sehingga gladen tari dan kerawitan ditiadakan untuk sementara. Sebagai penggantinya, setiap malam ada pembacaan serat babad yang dilagukan dengan tembang macapat. Isinya menceritakan tentang tokoh – tokoh babad dan segala suri tauladannya.
Karena setiap bulan Ramadhan yang bertugas membaca serat babad hanya satu orang, KRT Purwodiningrat mengusulkan gagasan agar pembacaan dilakukan oleh beberapa orang sehingga setiap orang memiliki peran sebagai tokoh dalam cerita yang ada dalam babad. Gagasan tersebut disambut baik karena pembacaan serat babad akan jadi lebih hidup. Kemudian, Pangeran Mangkubumi juga memiliki gagasan agar para pembaca serat babad juga mengenakan kostum yang sesuai dengan tokoh yang akan dibacanya. Perkembangan selanjutnya, pembacaan babad disertai dengan tari – tarian.
Jumlah penari yang dibutuhkan untuk mementaskan seni tari Langen Mandra Wanara adalah 45 orang dimana 30 orang menjadi penari, 13 orang menabuh gamelan, satu orang dalang, dan satu orang waranggana.

6

Sejarah Tari Ronggeng Gunung Dari Jawa Barat
Penulis: Paula

Ronggeng Gunung merupakan tarian khas yang ada di Ciamis. Sebenarnya, Ronggeng Gunung hampir sama dengan ronggeng secara umum, yaitu sebuah kesenian tradisional dengan seorang atau beberapa orang penari. Tarian tersebut biasanya diiringi dengan gamelan dan kawih pengiring atau nyanyian. Penari utama Ronggeng Gunung adalah seorang perempuan yang mengenakan sebuah selendang. Selendang yang digunakan saat menari tersebut selain digunakan sebagai kelengkapan dalam menari juga digunakan untuk menarik lawan (biasanya laki – laki) untuk ikut menari bersama dengan cara mengalungkan selendang tersebut ke lehernya.

Sebenarnya ada beberapa versi tentang asal mula tarian Ronggeng Gubung. Versi yang pertama mengatakan bahwa tarian ini diciptakan oleh Raden Sawunggaling. Konon, saat kerajaan Galuh tengah kacau balau karena mendapat serangan musuh, Raja terpaksa harus mengungsi ke daerah yang aman dari musuh. Dalam keadaan yang demikian, muncul seorang penyelamat bernama Raden Sawunggaling. Atas kebaikan Raden Sawunggaling, Sang Raja tersebut menikahkan Raden Sawunggaling dengan putrinya, Puti Galuh. Ketika Raden Sawunggaling menguasai pemerintahan, ia mencitpakan tarian yang dinamakan dengan Ronggeng Gunung sebagai hiburan resmi di istana. Para penarinya dipilih dengan ketat oleh raja. Penari – penari tersebut juga harus memiliki kemmapuan menyanyi, menari, dan cantik, sehingga pada saat itu penari ronggeng memiliki status terpandang di masyarakat.
Versi sejarah seni tari Ronggeng Gunung yang kedua menceritakan tentang putri yang ditinggal mati kekasihnya. Sang Putri siang dan malam terus meratapi kematian kekasihnya. Ketika putri tersebut menagisi jenasah kekasihnya yang telah mulai membusuk tersebut, datang beberapa pemuda yang ingin menghiburnya. Pemuda – pemuda tersebut menari mengeliling putri tersebut sambil menutup hidung mereka karena bau busuk mayat. Akhirnya Sang Putri pun ikut menari dan menyanyi bersama pemuda – pemuda tersebut dengan nada melankoles. Adegan tersebut banyak yang digunakan sebagai dasar gerakan – gerakan pada Ronggeng Gunung saat ini.

Perlu diketahui bahwa untuk menjadi seorang penari ronggeng pada jaman dahulu tidaklah mudah. Selain harus memiliki bentuk tubuh yang bagus, penari ronggeng juga harus kuat puasa 40 hari dimana setiap buka puasanya hanya makan dua buah pisang raja, latihan nafas agar suaranya lebih baik, latihan fisik, dan rohani yang dibimbing oleh ahli.

7

Jenis – Jenis Tari Sang Hyang
Penulis: Paula

Penduduk Bali yang mayoritas memeluk agama Hindu sangat percaya dengan adanya roh halus yang baik dan jahat serta alam yang memiliki kekuatan magis. Untuk menetralisir dan mengimbangi keadaan tersebut, masyarakat mengadakan upacara yang biasa dilengkapi dengan tarian yang bersifat religius, salah satu tarian religius di Bali adalah Tari Sang Hyang.

Tari Shang Yang merupakan sebuah tarian sakral yang digunakan sebagai pelengkap dalam upacara untuk mengusir wabah penyakit dan sarana pelindung dari ancaman kekuatan ilmu hitam. Seni tari yang merupakan sisa – sisa dari kebudayaan pra Hindu ini biasanya ditarikan dua orang gagis yang masih kecil dan dianggap masih suci. Sebelum menari Sang Hyang, penarinya juga harus menjalankan beberapa pantangan, diantaranya tidak boleh berkata kotor dan kasar, tidak boleh mencuri, tidak boleh berbohong, dan tidak boleh melewati bawah jemuran pakaian.

Satu hal yang menarik dari kesenian tari Sang Hyang ini adalah pemainnya mengalami trance ketika pementasan. Dalam keadaan tersebut, mereka menari – nari di atas bara api dan kemudian berkeliling desa dengan tujuan untuk mengusir wabah penyakit. Pertunjukkan ini biasa dilakukan saat malam hari hingga tengah malam.

Seni tari yang menjadi ciri khas bagi masyarakat Bali ini terdiri dari beberapa macam yaitu Sang Hyang Dewa atau Sang Hyang Dedari, Sang Hyang Deling, dan Sang Hyang Penyalin.

Sang Hyang Dedari merupakan tarian yang ditarikan oleh satu atau dua gadis kecil. Sebelum menari, biasanya diadakan upacara pengasapan yang diiringi dengan nyanyian dengan musik gending pelebongan sampai mereka menjadi tidak sadar. Dalam keadaan tidak sadar tersebut, si penari akan diarak dengan peralatan yang disebut joli.

Sang Hyang Deling merupakan tarian yang dilakukan oleh dua gadis sambil membawa deling atau boneka yang terbuat dari daun lontar yang dipancangkan di atas bambu.

Sang Hyang Penyalin berbeda dengan jenis tari Shang Hyang lainnya. Tarian ini ditarikan oleh seorang laki – laki sambil mengayunkan sepotong penyalin atau rotan panjang dalam keadaan yang tidak sadar.


8

Seni Tari Legong dari Bali
Penulis: Paula

Bali memang memiliki banyak tari – tarian yang indah, salah satu tarian yang terkenal selain tari Pendet adalah tari Legong. Tari Legong atau biasa disebut dengan tari Legong Keraton ini merupakan salah satu tarian khas Bali yang sangat indah mulai dari pakaiannya hingga gerakan – gerakan tariannya yang sangat dinamis. Semua mata penonton pasti tidak akan berkedip untuk menikmati tiap – tiap gerakan dalam tarian tersebut. Tari Legong Keraton merupakan salah satu tarian klasik di Bali yang memilki gerakan yang sangat komplek dan juga terikat dengan struktur tabuh pengiring yang katanya mendapatkan pengaruh dari Tari Gambung.

Legong Keraton terdiri dari 2 kata yaitu kata legong dan kata keraton. Kata legong diperkirakan berasal dari kata leg yang berarti tarian dengan gerak yang luwes dan lemah gemulai. Sedangkan kata gong berarti gamelan. Maka, Legong Keraton bisa diartikan sebagai sebuah tarian kerajaan yang diiringi engan gemalen. Istilah Legong Keraton diduga merupakan perkembangan dari tari Sang Hyang.  Pada mulanya tari Legong berasal dari Tari Sang Hyang yang juga merupakan tari improvisasi. Kemudian gerakan – gerakan improvisasi tersebut ditata, dan dikomposisikan sesuai dengan irama gamelan. Gerakan – gerakan yang membangun Tari Keraton tersebut disesuaikan dengan gamelan sehingga membuat tari Legong Keraton menjadi tarian yang dinamis, indah, dan abstrak. Biasanya gamelan yang digunakan untuk mengiringi tari Legomg adalah gamelan gong kebyar.

Tari Legong sendiri jenisnya memang bermacam – macam. Namun di antara jenis – jenis tersebut, Legong Keraton merupakan tari Legong yang paling populer dan sering dipentaskan dalam pertunjukkan wisata.

Tari Legong Keraton banyak dikembangan di Peliatan. Tarian Legong Keraton yang baku biasanya ditarikan oleh seorang condong dan dua orang legong. Condong tampil terlebih dahulu, baru kemudian disusul dua legong yang akan menarikan legong lasem. Legong Keraton mengambil dasar dari cerita Panji yaitu tentang keinginan raja Lasem untuk meminang putri Kerajaan Daha, Rangkesari. Namun, Raja Lasem berbuat tidak terpuji dengan cara menculiknya. Putri Rangkesari pun menolak pinangan adipati Lasem karea ia sudah terikat dengan Raden Panji. Raja Kadiri yang mengetahui adiknya diculik menyatakan perang dan pergi ke Lasem.  Adipati Lasem sebelum berperang harus menghadapi serangan dari burung garuda pembawa maut. Adipati Lasem berhasil meloloskan diri, namun ia kemudian tewas saat bertempur melawan raja Daha.

9

Perkembangan Tari Saman di Aceh
Penulis: Paula

Tari Saman merupakan salah satu kesenian tari daerah Aceh yang paling populer sampai saat ini. Tari Saman sebenarnya berasal dari dataran tinggi tanah Gayo. Pada jaman dulu, seni tari ini biasanya hanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa – peristiwa penting yang ada di dalam adat masyarakat Aceh. Biasanya, tarian tersebut juga ditampilkan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

Nama Saman pada tarian ini diperoleh dari nama salah satu ulama besar yang dulu ada di Aceh yaitu Syech Saman. Kesenian tari Saman biasanya dipentaskan dengan iringan alat musik. Alat – alat musik tersebut berupa gendang dan suara – suara dari pada penarinya yaitu dengan melakukan tepuk tangan dan dikombinasikan dengan memukul pangkal paha dan dada sebagai sinkroninasi dan mengembaskan tubuh ke berbagai arah. Tari Saman ini dipimpin oleh seseorang yang biasa disebut dengan Syech. Dalam menampilkan tari Saman, kuncinya adalah ketepatan waktu dan keseragaman formasi karena ini merupakan tarian yang dilakukan secara berkelompok. Apalagi tempo dalam tari Saman juga dapat dibilang cepat sehingga para penarinya juga harus memiliki konsentrasi yang tinggi dan berlatih serius agar bisa tampil secara maksimal.

Tarian yang dilakukan secara berkelompok ini dilakukan sambil bernyanyi dengan posisi duduk berbanjar dan berlutut tanpa menggunakan alat musik pengiring. Pada mulanya, tarian ini banyak ditarikan oleh para pria karena kedinamisan gerakan tariannya. Namun, seiring dengan perkembangannya, saat ini tari Saman sudah banyak ditarikan oleh wanita maupun campuran penari pria dan wanita. Tari Saman biasanya dilakukan oleh 10 orang yaitu 8 orang menjadi penari dan 2 orang berperan sebagai pemberi aba – aba.

Pada mulanya, Tari Saman digunakan sebagai media untuk dakwah. Tarian ini mencerminkan keagamaan, pendidikan, kepahlawanan, sopan santun, kebersamaan, dan kekompakan. Lagu dan syair yang digunakan dalam tarian ini adalah bahasa daerah Aceh dan Arab. Saat ini Tari Saman dimainkan pada acara – acara resmi di Aceh seperti pembukaan sebuah festival, penyambutan tamu – tamu antar Kabupaten atau Negara, dan acara formal lainnya.


10

Sejarah Tari Serimpi
Penulis: Paula

Tari Serimpi merupakan salah satu jenis tari tradisional klasik yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Seni tari ini selalu dibawakan oleh empat orang penari karena istilah srimpi itu sendiri bermakna empat. Namun, pada tari Srimpi Renggowati, jumlah penarinya ada lima orang. Nama serimpi juga dapat dikaitkan dengan kata impi yang berarti mimpi karena menyaksikan tarian yang lemah gemulai selama 45 menit sampai 1 jam tersebut membuat para penontonnya seolah dibawa ke alam mimpi.
 Keempat penari Serimpi sendiri melambangkan empat unsur utama dunia yaitu grama (api), toya (air), angin (udara) dan bumi (tanah). Selain itu, empat penarinya juga melambangkan arah mata angin yaitu Utara, Selatan, Barat, dan Timur.

Sebagai tari klasik istana, tari serimpi dimainkan di lingkungan keraton Yogyakarta. Seni tari Serimpi adalah seni yang adiluhung dan dianggap sebagai pusaka Keraton. Tema yang diperlihatkan pada tarian ini sebenarnya hampir sama dengan tema yang digunakan pada tari Bedhaya Sanga yaitu sama – sama menggambarkan tentang pertikaian dua hal yang bertentangan yaitu antara benar dan salah, baik dan buruk, dan antara akal dan nafsu manusia.

Tari serimpi dimainkan oleh empat orang putri. Selain melambangkan mata angin dan unsur dunia, mereka juga memiliki nama peranan masing – masing yaitu Batak, Gugu, Dhada, dan Buncit. Penari membentuk segi empat sebagai lambang tiang Pendapa.

Kemunculan seni tari Serimpi konon berawal dari masa Kerajaan Mataram saat pemerintahan Sultan Agung. Tarian ini dianggap sebagai tari yang sakral karena hanya boleh dipentaskan dalam lingkungan Keraton untuk acara- acara formal.

Pada tahun 1775, Mataram pecah menjadi dua yaitu Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Perpecahan ini akhirnya juga berdampak pada tari Serimpi. Tari Serimpi di Yogyakarta terdiri dari Serimpi Dhempel, Serimpi Babul Layar, dan Serimpi Genjung. Sementara itu, di Kesultanan Surakarta, tari Serimpi dibagi menjadi Serimpi Bondan, dan Serimpi Anglir Mendung. Walaupun tari Serimpi sudah ada sejak lama, kesenian tari ini baru dikenal oleh masyarakat mulai tahun 70an karena sebelumnya tarian tersebut tidak diperlihatkan untuk masyarakat biasa.




Demikianlah Artikel Mengenal Seni Tari dan Jenisnya

the life of the muslim world Mengenal Seni Tari dan Jenisnya, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel Mengenal Seni Tari dan Jenisnya dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2013/04/mengenal-seni-tari-dan-jenisnya.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Mengenal Seni Tari dan Jenisnya"