Sejarah Pesugihan Gunung Kawi

Sejarah Pesugihan Gunung Kawi - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul Sejarah Pesugihan Gunung Kawi, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : Sejarah Pesugihan Gunung Kawi
judul artikel : Sejarah Pesugihan Gunung Kawi

lihat juga


Sejarah Pesugihan Gunung Kawi



Sejarah Pesugihan Gunung Kawi
Penulis: Paula
Gunung Kawi merupakan salah satu gunung berapi di Indonesia yang terletak di Jawa Timur. Gunung Kawi saat ini digunakan sebagai obyek wisata karena keunikan pemandangan di gunung ini yang sangat mirip dengan pemandangan negeri tiongkok jaman dulu. Disana terdapat banyak bangunan berarsitektur khas Tiongkok dan terdapat sebuah klenteng untuk bersembahyang bagi masyarakat Tionghoa.
Setiap harinya ratusan orang Tionghoa dan pribumi datang ke Gunung Kawi. Dari sekian banyak orang yang datang ke Gunung Kawi beberapa diantaranya datang untuk mendapatkan pesugihan. Di Gunung Kawi terdapat makam Eyang Jugo yang dipercaya sebagai tempat untuk meminta pesugihan. Eyang Jugo adalah salah satu pengikut setia Pangeran Diponegoro dan seorang ahli agama yang menyebarkan agama Islam pada masa itu. Pada awalnya, makam tersebut tidak dikenal sebagai tempat untuk mencari pesugihan sampai datangnya seorang pria dari Cina bernama Tamyang.
Berdasarkan cerita, Eyang Jugo pernah berkunjung ke daratan Cina. Disana dia bertemu dengan seorang wanita hamil yang tengah kehilangan suaminya. Kemudian Eyang Jugo tersebut membantu keadaan ekonomi wanita hamil yang hidup dalam kemiskinan tersebut.
Perempuan tersebut sangat senang dan mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Eyang Jugo. Saat Eyang Jugo akan kembali ke Jawa, dia berpesan agar jika anak janda tersebut sudah besar diminta untuk datang ke Gunung Kawi. Anak janda tersebut diberi nama Tamyang. Ketika Tamyang datang ke Gunung Kawi pada era 40an, dia hanya menemukan makam Eyang Jugo karena Eyang juga sudah wafat.
Tamyang ingin membalas kebaikan Eyang Jugo yang sudah mau berbuat baik pada ibunya di Cina. Oleh sebab itulah, ia merawat makam Eyang Jugo dengan baik. Pria Cina tersebut  selalu merawat makam Eyang Jugo dan juga membangun tempat sembahyang gaya Cina. Sejak saat itulah semakin banyak peziarah yang datang berkunjung ke Gunung Kawi dan berziarah ke makam Eyang Jugo. Namun anehnya, banyak diantara para pengunjung tersebut yang datang dengan tujuan untuk mencari pesugihan bukannya belajar tentang bagaimana agar menjadi orang yang bijak seperti Eyang Jugo.
4
Pesugihan Gunung Kemukus
Penulis: Paula
Pesugihan Gunung Kemukus tentu bukan hal yang asing lagi ditelinga. Ngalap berkah di Gunung Kemukus, Sragen, Jawa Tengah ini ibarat melakukan pesta seks karena mengikuti jejak Pangeran Samudro yang berzinah dengan ibu kandunganya sendiri sehingga saat ini muncul pesugihan yang katanya harus melakukan hubungan intim di tempat tersebut, baik dengan pasangan sendiri ataupun pasangan sewaan.
Ritual pesugihan ini dilakukan oleh para pelaku yang ingin mendapat jalan pintas dan cepat agar menjadi kaya. Di Gunung Kemukus ini, banyak orang datang dari berbagai daerah untuk mencari pasangan dan melakukan ritual pesugihan tersebut. Ritual ini merupakan semacam tradisi yang sesat yang tidak dibenarkan oleh ajaran agama apapun.
Dalam sebuah aturan yang tidak resmi, setiap peziarah yang datang berziarah ke makam Samudro wajib datang ke tempat tersebut sebanyak 7 kali da biasanya dilakukan setiap malam Jumat Kliwon atau malam Jumat Pon dan melakukan hubungan suami istri dengan orang yang bukan pasangan yang sah.
Ritual seks di Gunung Kemukus tersebut ada yang menganggap hanya sebuah cerita rakyat daerah. Pada jaman dahulu, dikisahkan ada seorang pangeran bernama Pangeran Samudro. Pangeran tersebut berasal dari Majapahit. Namun versi lain ada yang mengatakan bahwa pangeran tersebut berasal dari kerajaan Pajang.
Berdasarkan cerita tersebut, Pangeran Samudro jatuh cinta pada ibunya sendiri, Dewi Ontrowulan. Ayahnya yang mengetahui hal tersebut murka dan mengusir Pangeran Samudro sampai pada akhirnya Pangeran Samudro sampai ke Gunung Kemukus. Tidak lama kemudian, ibunya datang menyusul karena rindu pada anaknya.
Kemudian, ibu dan anak tersebut akan melakukan hubungan intim namun dipergoki oleh warga.Warga pun merajam mereka berdua sampai keduanya meninggal dunia. Ibu dan anak tersebut dikuburkan dalam satu liang lahat di tempat itu juga. Sebelum mengembuskan nafas terakhirnya, Pangeran Samudro berpesan bahwa siapa saja yang melanjutkan hubungan intim yang tidak terlaksana tersebut akan terkabul semua permohonanya.
Dari legenda tersebut, ritual di Gunung Kemukus dijadikan sebagai ajang pesta seks untuk mendapatkan pesugihan. Jika permohonannya terkabul, pasangan yang berhubungan intim tersebut harus bertemu lagi untuk melakukan syukuran dan selamatan. Jika tidak, maka pasangan tersebut akan miskin kembali atau justru mengalami celaka.
5
Pesugihan Nyi Puspo Cempoko di Rembang
Penulis: Paula
Pesugihan atau ngalap berkah dari Nyai Puspo Cempoko merupakan salah satu jenis pesugihan yang cukup dikenal oleh masyarakat Rembang. Dalam pesugihan yang satu ini, seorang lelaki yang ingin mendapat pesugihan harus bersedia menjadi suami dari siluman ghaib tersebut dan melakukan hubungan suami istri setiap malam Jumat Kliwon. Jika hal ini dilakukan oleh pelaku pesugihan maka Nyi Puspo tersebut akan memberikan harta yang berlimpah pada pelaku pesugihan sehingga pelaku pesugihan ini tidak akan mengalami kekurangan harta benda.
Nyai Puspo Cempoko adalah makhluk ghaib terkenal penungu daerah Kabongan, Rembang. Bagi orang – orang yang memiliki ilmu kebatinan, tempat tersebut memiliki unsur magis yang sangat tinggi. Beberapa orang sering berkunjung ke tempat tersebut untuk berziarah dengan tujuan tertentu. Menurut cerita, mereka datang ke Kabongan untuk ngalap berkah atau meminta kekayaan dari mahkluk ghaib tersebut.
Konon, banyak para peziarah yang datang ke Kabongan yang dikabulkan permohonannya sehingga mendadak menjadi kaya raya. Berdasarkan cerita yang beredar, kekayaan tersebut tidak diberikan oleh makhluk tersebut dengan cuma – cuma atau gratis karena Nyai Puspo Cempoko meminta beberapa imbalan yang harus dipenuhi oleh pada para pelaku yang ingin mendapatkan kekayaan darinya. Menurut cerita, syarat yang diajukan oleh mahkluk tersebut adalah menjadi suami dari makhluk ghaib tersebut untuk bersetubuh dan juga memenuhi persyaratan lain.
Pelaku pesugihan harus mau menjadi suami dari siluman ghaib tersebut dan harus mau melayani kebutuhan seksual dari Nyai Puspo untuk berhubungan intim tiap malam Jumat Kliwon. Untuk menyalurkan hasrat seksualnya itu, makhluk tersebut juga meminta disediakan kamar khusus dimana tidak ada seorang pun yang boleh masuk kecuali makhluk tersebut dan si pelaku pesugihan.
Selain itu, Nyai Puspo Cempokok juga masih meminta imbalan lain kepada pelaku pesugihan yaitu pelaku harus menyiapkan sesaji yang berupa kembang wangi, jajanan pasar, bakaran kemenyan madu, dan kelapa hijau. Semua sejasi tersebut harus disediakan tiap malam dan tidak boleh ada satu unsur pun yang dilupakan.


Demikianlah Artikel Sejarah Pesugihan Gunung Kawi

the life of the muslim world Sejarah Pesugihan Gunung Kawi, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel Sejarah Pesugihan Gunung Kawi dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2013/03/sejarah-pesugihan-gunung-kawi.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "Sejarah Pesugihan Gunung Kawi"