PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI

PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI - Hallo sahabat the life of the muslim world, pada kesempatan kali ini, kami akan bebragi ilmu tetang islam yang berjudul PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI, saya telah menyediakan semaksimal mungkin, artikel ini sehingga bisa bermanfaat untuk sahabat sekalian, maka dari itu jangan sungkan untuk komentar dan membagikan tulisa ini kempada yang lainnya.

Penulis : PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI
judul artikel : PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI

lihat juga


PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI


  NURUL HAMDANI
H1B 03012

PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH
DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Cerita “Palika jeung Jin” merupakan bagian dari Cerita Seribu Satu Malam yang sangat terkenal di dunia sekaligus karya yang adi luhung yang patut kita acungkan jempol. Naskah asli dari cerita “Palika jeung Jin” merupakan saduran dari berbagai versi cerita seribu satu malam yang awalnya sudah dituangkan dalam bahasa Belanda yang berjudul “The Fisherman and The Jinnie” yang disadur dari bahasa Arab oleh N.J Dawood.
Untuk Cerita Seribu Satu Malam, khususnya cerita “Palika jeung Jin’ ini, tentunya sudah disesuaikan dengan kejiwaan bangsa Indonesia khususnya suku Sunda. Dikarenakan cerita ini ditulis atau disadur sekitar tahun 30-an oleh Muh. Ambri, yang merupakan pengarang terkenal Sunda yang dilahirkan di Sumeadng 1892 ini, sehingga sesuai dengan karakter cerita klasik Sunda, khususnya wawacan, yang memang pada waktu itu sangat popular di tatar sunda dengan bentuk-bentuk naskah wawacan. Maka dalam cerita “Palika jeung Jin” ini pun tidak lepas dari keragaman itu. Didalam ceriata” Palika jeung Jin” ini selalu dihiasi dengan hadirnya pupuh yang sudah menjadi ciri khas tersebut, misalnya Kinanti, Mijil, Dangdang Gula, Balakbak, Sinom dan lainnya. Kehadiran pupuh ini tentunya sengaja dibuat oleh pengarang khususnya Moh. Ambri, yang dimaksudakan untuk memberi suasana kejiwaan pada tiap cerita didalamnya, baik itu sedih, senang, ataupun amarah.
Kelebihan karya ini memang tidak lepas dari awal mula terbentuknya Cerita Seribu Satu Malam yang berupa sastra lisan yang kali ini sudah dibukukan. Ketika itu di tanah Arab, ada seorang Raja yang dikhianati oleh istrinya, sehingga Sang Raja murka dan memutuskan untuk menyetubuhi setiap wanita perawan yang ada di Negara itu kemudian dipagiharinya ia bunuh, hingga suatu waktu Raja bertemu dengan seorang wanita bernama Syahrazad yang mampu bercerita dengan karakter cerita yang dapat membuat penasaran Sang Raja, sehingga dalam rentan waktu tiga tahun Syahrazad berhasil melahirkan 1001 cerita yang berkarakter cerita berbingkai dan Raja pun berhenti dengan kebiasaanya. Syahrazad dikaruniai tiga orang anak dari perkawinannya dengan Sang Raja. Cerita berbingkai adalah cerita dimana dalam penceritaannya selalu ada cerita dalam cerita, dan hal itu berlangsung terus menerus sampai tak hingga.
  Ada beberapa hal yang menjadi satu daya tarik penulis untuk mengangakat “Palika jeung Jin” ini menjadi sebuah objek kajian dalam penulisan skripsi ini. Diantaranya: pertama dengan hadirnya cerita berbingkai dalam cerita seribu satu malam khususnya cerita “Palika jeung Jin” yang merupakan satu kekhasan yang barangkali tidak dimiliki oleh karya sastra lain. Ini didukung oleh adanya bukti-bukti penceritaan tersebut. Cerita berbingkai dalam setiap cerita yang menyokong terbentuknya satu keutuhan cerita, miasalnya saja cerita ketika Sang Palika bertemu dengan Jin yang diawali dengan penemuan sebuah guci pada zaman Nabi Sulaeman, kemudian Sang Palika yang bercerita kepada Jin tentang kisah Raja Duban dengan Ki Yunan, dalam cerita ini, Ki Duban pun bercerita tentang Raja Persi dengan Elangnya, dan terus menerus menimbulkan cerita-cerita baru yang menyebabkan sempurnanya cerita tersebut. Ke dua  yaitu dengan hadirnya aturan pupuh pada cerita “Palika jeung Jin”, kehadiran pupuh ini pun merupakan satu alasan ketertarikan penulis untuk mengangkat objek ini sebagai bahan penulisan skripsi ini, karena didalam penulisan pupuh seringkali melibatkan suatu usaha, (khususnya pengarang) untuk dapat menyesuaikan dengan aturan pupuh yang dalam khasanah Sastra Sunda sudah terdapat patokan-patokan atau kauger ku guru lagu dan guru wilangan. Serta dengan adanya aturan bunyi dan aturan pemenggalan kata yang tentunya perlu pemahaman lebih mendalam, tentang isi dan makna satu pupuh pun perlu dibahas secara cermat. 

1.2 Pembatasan Masalah



Demikianlah Artikel PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI

the life of the muslim world PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.

Anda sedang membaca artikel PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI dan artikel ini url permalinknya adalah https://jumro.blogspot.com/2010/09/pengaruh-kehadiran-cerita-berbingkai.html Semoga artikel ini bisa bermanfaat.

0 Response to "PENGARUH KEHADIRAN CERITA BERBINGKAI DAN PUPUH DALAM CERITA “PALIKA JEUNG JIN” KARYA MUH . AMBRI"