Penulis : jangan mangap
judul artikel : jangan mangap
jangan mangap
Jangan Ngangah
Rusdi Punya teman sekelas, namanya Tahir. Jika disekolah, ia sering sekali oleh gurunya digoda, jangan suka ngangah. Mengapa selalu digoda begitu, karena Tahir mulutnya tidak bisa mingkem, begitu juga bila ada masalah yang kaget dan sulit, matanya belotot dan mulutnya terbuka.
Satu waktu, ketika belajar, tak lama ada lalat masuk ke mulut yang ngangah. Oleh tahir emudian dibatuk-batukan, tapi lalat tetap saja masuk tenggorokan dan terus ke dalam perut.
Oleh temannya sebangku terlihat terbangnya itu lalat, serta yakin belum keluar dari mulut Tahir.
Teman-temannya sekelas semua tertawa melihat tingkah laku Tahir. Batuk-batuk sambil memegang tenggorokan. Gurunya mendekat dan bertanya “ ada apa, ada apa ?”
Oleh temannya diceritakan bahwa ada lalat masuk ke mulut tahir.
“tak apa” kata gurunya. “kalau sudah masuk perut, sebab susah dikeluarkannya. Akan didapat jika perutnya dibelek. Dan juga tak apa biar gemuk, seperti Rusdi. Jika Rusdi suka makan, kamu diisi lalat perutnya.”
Tahir sungguh kaget, sebab ada lalat yang tertelan, bicaranya tersendak, dan mau menangis.
Kata gurunya; “biar saja nanti juga dalam perut kamu akan mati, tak mungkin hidup terus.”
Tak lama ia batuk-batuk lagi, ketika diludahkan ternyata lalat itu ada.
Tahir sungguh bahagia karena melihat lalat keluar lagi. Sebab tadi ia sungguh kaget, takut lalat itu selamnya dalam perut.
“bagaimana sekarang tahir?” kamu kapok tak akan ngangah lagi?” Tanya gurunya.
“tidak bu,” jawab Tahir.
“sukur jika kapok,” kata gurunya, “sebab selain buruk orang yang ngangah itu, keduanya takut ada lalat masuk karena disangka sarangnya.”
Dongeng Ibu
Disuatu malam, ibu Rusdi duduk di tengah rumah, sambil membelai rambut Misnem duduk di sampingnya.
Rusdi kerjanya hanya menguap.
“Hih dasar gembru, kerjanya hanya nguap saja, dasar suka makan,” kata ibunya.
“baikalh dengarkan!”
“jaman dahulu ada anak piatu, kakaknya lelaki, adiknya perempuan. Kalau rumahnya dekat dengan hutan yang penuh dengan pohon buah-buahan yang enak, berupa pari, kupa, huni, pining dan lainnya.
Suatu waktu, anak itu akan memetik buah kupa di hutan. Ketika datang ke hutan, kata kakanya “adik, kakak akan memetik bua, oleh kamu pungut di bawah.”
“baik ka,” kata adiknya
maka anak itu naik. Ketika sedang asik memetik kupa, maka tak lama da ular sanca, mendekati adiknya yang sedang bersandar pada batang pohon.
“maka ular pun menggigit kakinya, anak itu pun bernyanyi:
“kakak tolong, kakak tolong!
Ada apa ini mendekat
Ke betis dan menggigit
Coba cepat saya tolong.”
“usap saja dik, barangkali semut,” kata kakaknya.
Anak itu, sepanjang masih bisa bernyanyi, ia tak berhenti bernyanyi meminta tolong.
Tapi oleh kakaknya tak dihiraukan, ia pikir hanya semut.
Akhirnya anak itupun ditelan oleh ular, dan ularnya kabur ke sungai.
Kakanya sungguh kaget, sebab adiknya sudah tak bersuara lagi. Kemudian turun. Ketika turun, ia kaget dan mengira bahwa adiknya memang dimakan ular. Kemudian dilacak tapak ular, kebetulan, ketika sampai di satu tempat, ular ditemukan seadng tak karuan karena kekenyangan, tak dapat pergi. Anak leleaki mendengar burung haur berbunyi dan bicara” cukrik, cukrik oleh kuncup ilalang.” Anak lelakinitu memykul ular dengan ilalang dan tak lama adiknya keluar, dan ………..(data rusak)
“”kipas-kipas, kipas nenek
kipas nenek kebuyutan
titinggal nenek”
maka kaki anak itu pun bergerak. Tak lama kakanya nyanyi.
Talk lama badannya pun bergerak, begitu seterusnya, dari kakai serta bicara”adik, dari kamu yang sudah selamat, kakak punya kaul, akan berlayar di sungai Cipatahuan.”
Lanjutannya
Ketika ibunya sedang bercerita, anak-anak terdiam, tak ada yang bicara. Ibu Rusdi melepaskan tangannya dari rambut misnem, ia kirasudah tidur.
“hoyah, ibu mau ke mana” cepat lanjutkan, sebab saya belum tidur” kata Misnem.
“ia, aku juga sedang mendengarkan” kata Rusdi sambil mengusap mata. “sudah bagian memungut kupa ya bu tadi itu?”
dengarkan dong, kamu hanya tidur saja.
Keesokan harinya mereka membuat kendaraan dari bamboo, tak lama kendaraan itupun jadi dan dipakai di Cipatahuan………..(data ruksak)
Sampai datang mati, kemudian bangkainya dilempar ke dalam sungai.
Kalau adiknya pingsan, oleh raja kemudian dibawa pergi, akan diangkat anak.
Ketika tiba dikerajaan. Anak tak ingta lagi.”
“apa bu keraton itu?” jawab Misnem.
“rumah raja,’ jawab ema.
“oleh raja, maka anak itu diperiksa asal-usulnya dari mana, sipana nama ibunya dan bapaknya dan siapa anak lelaki tadi.
“tuan saya iytu sudah tak punya ibu dan ayah.”
“jika di rumah, hanya berdua dengan kakak yang dibunuh tadi disungai.”
Ketika raja mendengar cerita begitu, ia sungguh menyesal dan menyuruk ki Lengser:
“Lengser sekarang kamu pergi ke alun-alun, pukul lonceng, beritahu orang-orang, bahwa minggu depan kita telusuru sungai Cipatahuan, tapi bukan menangkap ikan, siapa saja yang menemukan kerangka orang, harus dikumpulkan.”
Lengser nyembah kemudian pergi, ngemban tugas raja.
Pada hari jumat, sungai ditelusuri. Kemudian semua tulang yang ditemukan, dikumplkan dan diberikan pada raja.
Anak perempuan kemudiam mengambil kipas, tulang yang sudah dikumpulkan, ia kipas-kipas sambil nyanyi;
“kipas kipas, kipas saya
kipas saya kipas nenek moyang
peninggalan nenek moyang.”
Begitu terus sampai tujuh kali. Tulng itu tak lama menjadi manusia lagi serta hidup.
Ketika melihat ke adikny, maka mereka saling rangkul, saling cium. Kemudian raja pergi dari tempat itu. Anak yang dua dibawa ke keraton dan dijadikan anak.”
“bah bahagia ya bu!” kata Misnem. “coba saya dan Rusdi yang begitu!”
“bagaiman, ia kan piatu,” jawab ibunya.
“wah tidak jadi ah.. bu!” nanti aku tak ada yang bercerita lagi, dan takut mungkin” kata Misnem.
Kelapa
Dahulu sudah diceritakan, bahwa sekeliling rumah Rusdi banyak sekali pohon yang besar hasilnya. Diantaranya saja pohon kelapa. Yang menyebabkan banyak menanamnya, karena pikir pa Rusdi pohon yang lain berbuah musim-musiman, paling sering setahun sekali. Tapi kelapa berbuah sepanjang tahun, dalam satu pohon rata-rata terambil lima buah. Jadi dari seratus pohon, akan terambil lima ratu kelapa. Apalagi pohon kelapa pa Rusdi lebih dari lima ratus pohon dan pada besar-besar, karena bagus merawatnya.
Tapi sekarang-sekarang, kelapa sangat mahal harganya. Jika dihitung gagalnya saja, satu harganya tiga sen, dari lima ratus buah saja pak Rusdi sudah limabelas rupiah hasilnya dalam sebulan.
Yang sudah biasa di kita, kelapa hanya dibuat minyak kelapa untuk masak. Di kota kebanyakan bukan dibuat minyak, tapi dikupas, diambil isinya, dijemur, dibuat kopra. Jika sudah banyak kopranya, dikirim ke negara lain, hususnya ke eropa. Disana dibuat mentega dan dibuat sabun.
Kulit dan batoknya, oleh orang desa hanya dibuat kayu bakar, tapi sebenarnya masih banyak kegunaanya.
Misalnya jika kita pergi ke Bandung, coba lihat disekolah orang buta, disana disusun dibuat tam,bang, dibuat keset dan ada juga yang dibuat tikar.
Nah begitu dari hasil buah kelapa.
Selain itu banyak lagi hasil dari kelapa.
Oelh orang yang rajin, biasanya daunnya diambil lidinya dan dibuat sapu. Atau pengocek kueh, tangkainya dipotong dan dibuat kayu bakar.
Kelapa yang tidak berbuah lagi, akan ditebang, dan dipakai untuk rumah, kekuatannya sama saja dengan kayu yang lain, yang disebut kayu bagus.
Manpaat kelapa yang begitu banyak, Rusdi tidak tahu, pikirnya hanya diambil kelapanya saja. Sebab ia suka sekali kelapa muda. Jika dibiarkan memakan maka tiga buah masih ingin lagi.
Tapi sekarang, semenjak ia membaca buku-buku, baru tahu, bahwa kelapa banyak guna, sejak itu ia jarang memungut kelapa muda seperti dulu.
Demikianlah Artikel jangan mangap
the life of the muslim world jangan mangap, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan the life of the muslim world kali ini.
0 Response to "jangan mangap"
Post a Comment